Menilik Cara 3 Capres Atasi Utang Indonesia
Sebanyak tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden mulai menyampaikan beragam gagasan jelang Pilpres 2024. Ketiganya telah memiliki visi dan misi untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Salah satu yang menarik adalah kebijakan masing-masing capres dalam menangani utang di Tanah Air. Sebagai informasi, Bank Indonesia melaporkan posisi utang luar negeri Indonesia mencapai US$ 395,1 miliar atau Rp 6.205,3 triliun per akhir Agustus 2023.
Kemarin, Rabu (9/11), capres Anies Baswedan menyebut utang negara ini yang menggunung. Ia berjanji akan memperbaiki masalah ini. "Kami melihat problem-nya bukan nominalnya, tapi persentase (utang terhadap produk domestik bruto)," ucapnya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom yang diselenggarakan INDEF dan CNBC Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta.
Untuk menyelesaikan permasalahan utang, Anies menganggap harmonisasi antara swasta dan pemerintah diperlukan. Selain itu, peningkatan penerimaan tax cadaster dalam konteks penerimaan negara untuk mendorong industrialisasi
“Sari sisi pengeluaran, efisiensikan proyek-proyek, hindari duplikasi program, lalu ketidaktepatan subsidi,” kata Anies.
Dalam dokumen visi dan misi bertajuk Indonesia Adil Makmur untuk Semua, Anies yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar berencana menurunkan rasio utang terhadap PDB. Angkanya dari 38,1% pada tahun ini menjadi 30% pada 2029.
Salah satu caranya merealisasikan hal itu adalah dengan mengoptimalkan komposisi utang dengan penerbitan surat berharga negara atau SBN yang terencana. “Guna memperoleh suku bunga terendah,” tulis dokumen tersebut.