Rupiah Perkasa ke 15.424 per Dolar AS Efek Lesunya Data Ekonomi AS
Nilai tukar rupiah menguat terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) sebesar 0,44% ke level 15.425 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Senin (20/11). Rupiah berpotensi semakin menguat imbas serangkaian data ekonomi Amerika Serikat yang lebih lemah.
Mengutip Bloomberg, mayoritas mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Won Korea Selatan menguat 0,54%, yuan Cina 0,37%, ringgit Malaysia 0,21%, baht Thailand 0,11%, peso Filipina 0,4%, dolar Taiwan 0,44%, dolar Singapura 0,2%, dan dolar Hong Kong 0,04%. Hanya rupee India yang melemah 0,04% terhadap dolar AS.
“Investor mengantisipasi pidato less hawkish dari Gubernur bank sentral AS, The Federal Reserve, Jerome Powell dalam pertemuan FOMC (Federal Open Market Committtee minggu ini,” Analis pasar uang, Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Senin (20/11)
Ia memperkirakan, rupiah akan bergerak dalam rentang 15.400-15.550 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Sejumlah data ekonomi Amerika Serikat yang melemah mendorong ekspektasi bahwa The Fed kemungkinan tidak akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Akibatnya, indeks dolar AS pada Senin (20/11) mendekati level terendah dalam dua bulan terakhir.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra juga menilai rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS hari ini. Data-data inflasi dan tenaga kerja AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan angka yang lebih buruk dari perkiraan pasar sehingga memangkas ekspektasi terkait peluang kenaikan suku bunga AS.
“Dengan angka inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya, ini memperbesar ekspektasi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS lebih cepat. Indeks dollar AS terlihat bergerak di kisaran 103.80 pagi ini setelah pekan lalu bergerak di atas 104,” kata Ariston
Di sisi lain, menurut dia, masih terdapat sebagian petinggi Bank Sentral AS yang tidak yakin inflasi bakal turun cepat ke target 2% sehingga AS masih memerlukan kebijakan suku bunga tinggi saat ini.
Ia memperkirakan rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak ke arah 15.400 per dolar AS dengan potensi resistance di level 15.500 per dolar AS. Menurut dia, rupiah juga akan mendapatkan sentimen positif dari surplus neraca perdagangan hingga Oktober.
Rupiah sempat melemah hingga mendekati level 16.000 per dolar AS pada akhir Oktober lalu, tetapi berbalik menguat dalam beberapa hari terakhir setelah data-data terbaru ekonomi AS menunjukkan kondisi yang lebih lemah dibandingkan ekspektasi pasar.