Laris Manis Diburu Investor, Lelang Sekuritas BI Capai Rp 168,81 T

 Zahwa Madjid
24 November 2023, 04:00
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap menyampaikan konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II Tahun 2023 di Jakarta, Senin (8/5/2023). KSSK menyatakan stabilitas sistem keuangan pada kuartal I-2023 masih terjag
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap menyampaikan konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II Tahun 2023 di Jakarta, Senin (8/5/2023). KSSK menyatakan stabilitas sistem keuangan pada kuartal I-2023 masih terjaga di tengah tantangan pasar keuangan global.

Instrumen Lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI makin ramai diburu investor. BI mencatat hasil lelang SRBI mencapai Rp 168,81 triliun hingga 21 November 2023, yang didorong oleh aliran investasi asing sebesar Rp 27,25 triliun.

Sebelumnya, BI telah menerbitkan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia atau SVBI sebagai instrumen moneter valas dengan lelang perdana pada 21 November 2023. Pasar menyambut baik penerbitan SVBI, yang tercermin pada tingginya penawaran sebesar US$ 266,5 juta.

“Lebih tinggi dibandingkan dengan target indikatif lelang sebesar US$ 200 juta,” kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers setelah Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (23/11).

Setelah berhasil mencatatkan hasil lelang yang tinggi, BI juga berencana menerbitkan SUVBI dengan lelang perdana pada 28 November 2023 mendatang.

“Berbagai inovasi instrumen ini diharapkan dapat mendukung strategi operasi moneter yang pro-market dan dapat menarik aliran modal masuk untuk memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global,” ujar Perry.

Sebagai informasi, BI tengah gencar mengoptimalkan instrumen SVBI dan SRBI sebagai instrumen baru dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang dan mendukung upaya menarik portfolio inflows, dengan mengoptimalkan aset SBN dan surat berharga valas BI sebagai underlyng.

Di sisi lain, likuiditas perekonomian tetap memadai. Penempatan giro bank di Bank Indonesia menurun sejalan dengan implementasi kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial, yang secara keseluruhan mengakibatkan pertumbuhan uang primer (M0) pada Oktober 2023 mencatat kontraksi sebesar 7,5% yoy.

Sementara itu, pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2023 tercatat sebesar 3,4% secara yoy, ditopang oleh pertumbuhan yang cukup kuat pada uang kuasi sebesar 7,8% yoy dan uang kartal sebesar 6,7% yoy.

Perry menjelaskan, bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan uang beredar dalam arti luas didorong oleh penyaluran kredit yang tetap kuat dan ekspansi operasi keuangan pemerintah.

"Operasi keuangan pemerintah pada Oktober 2023 mencatat ekspansi sebesar Rp 85,43 triliun setelah sebelumnya mencatat kontraksi sebesar Rp 269,36 triliun sampai dengan September 2023," terangnya.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...