Ekonom: Aksi Boikot Produk Pro Israel Harus Terukur dan Efektif

Ferrika Lukmana Sari
Oleh Ferrika Lukmana Sari - Zahwa Madjid
29 November 2023, 20:09
Seorang peserta mengikuti aksi damai untuk Palestina di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/11/2023). Aksi damai dengan melakukan penggalangan dana dan mendoakan para korban konflik itu juga berharap adanya perdamaian antara Palestina dan Israel.
ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/tom.
Seorang peserta mengikuti aksi damai untuk Palestina di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/11/2023). Aksi damai dengan melakukan penggalangan dana dan mendoakan para korban konflik itu juga berharap adanya perdamaian antara Palestina dan Israel.

Aksi boikot produk - produk yang mendukung atau terafiliasi dengan Israel kian marak. Muncul kekhawatiran jika aksi tersebut terus berlanjut, maka akan berdampak bagi perekonomian nasional, termasuk potensi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

Untuk itu, Ekonom Core Indonesia, Piter Abdullah meminta agar langkah boikot terhadap produk pro Israel tersebut dilakukan secara terukur dan efektif.

"Jangan sembarangan dan tidak berdampak overkill [berlebihan], justru membunuh perekonomian kita sendiri sementara di sisi lain dampaknya ke Israel justru minimal," kata Piter kepada Katadata, Rabu (29/11).

Selain itu, perlu memastikan bahwa produk - produk yang diboikot benar - benar tepat sasaran. Kemudian aksi boikot memiliki keterkaitan langsung dengan kejahatan Israel terhadap Palestina.

"Mencegah agar ajakan boikot ini tidak dimanfaatkan oknum untuk kepentingan memenangkan persaingan secara tidak sehat," terangnya.

Untuk itu, ia meminta pemerintah hadir untuk menjelaskan produk mana yang dapat diboikot dan apa alasannya. Boikot ini juga harus bersifat sukarela dan tidak memaksa.

"Tidak boleh ada pihak-pihak yang tidak jelas yang mengeluarkan daftar produk yang diboikot. Mereka yang masih menggonsumsi barang - barang yang diboikot. Karena itu adalah hak masing-masing," terangnya.

Walau ada aksi boikot, Piter memperkirakan tidak akan berdampak besar apabila dilakukan dalam jangka pendek, misalnya untuk satu hingga dua minggu depan. Tetapi akan berdampak sangat buruk apabila dilakukan berbulan-bulan.

"Dampak terburuknya adalah gelombang PHK yang berujung kepada terpangkasnya daya beli masyarakat," jelasnya.

Senada dengan Piter, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira meminta masyarakat memilih secara cermat produk mana yang terafiliasi dengan Israel baru kemudian diboikot.

"Saya melihat ada disinformasi untuk menjatuhkan lawan bisnis secara tidak sehat. Jadi kita harus benar - benar memilah mana yang benar - benar terafiliasi karena hoaks bertebaran dan digunakan lawan bisnis," jelasnya.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...