Jokowi Sentil Bank Agar Pacu Kredit, Jangan Banyak Beli Surat Utang
Presiden Joko Widodo mengimbau kepada para perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit. Dengan begitu, diharapkan dapat meningkatkan perputaran uang di sektor riil.
“Saya ajak seluruh bank harus hati-hari prudent tapi tolong lebih didorong lagi kreditnya, terutama untuk UMKM,” kata Presiden Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Rabu malam (29/11).
Jokowi pun menyampaikan pada Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo bahwa dirinya sering mendapatkan keluhan dari para pelaku usaha mengenai penyaluran kredit. Bahkan dirinya melihat bahwa peredaran uang di Indonesia semakin kering
“Saya bicara ke pak Gubernur BI saya mendengar dari banyak pelaku usaha kelihatannya kok peredaran uang semakin kering,” ujar Jokowi.
Jokowi menyebut, perlambatan pertumbuhan kredit karena banyak perbankan membeli instrumen surat utang dari Kementerian Keuangan dan BI seperti Surat Berharga Negara (SBN), Surat Berharga Dalam Valuta Asing (SVBI) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Jangan semuanya ramai-ramai beli SBN, SVBI dan SRBI. Meskipun boleh-boleh saja, tapi [melalui kredit] sektor riil bisa kelihatan lebih baik dari tahun lalu,” kata Jokowi.
Selain membahas penyaluran kredit, mantan Wali Kota Surakarta ini mengeluhkan realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah yang masih rendah. Padahal, penyerapan anggaran tahun 2023 tersisa dua bulan lagi.
“[Kondisi] fiskal juga kita cek, termasuk realisasi belanja Pemda. Padahal [penyerapan anggaran] tinggal 3 minggu, itu masih di angka 64%. Pemerintah pusat masih 76%,” ujar Jokowi.
Sebelumnya, BI memperkirakan kredit perbankan akan tumbuh di kisaran 9%-11% pada 2024. Untuk mendorong pertumbuhan tersebut, bank sentral akan memperkuat sinergi dengan pemerintah agar momentum pertumbuhan ekonomi terus berlanjut.
“Terutama pada sektor-sektor prioritas, inklusi, dan ekonomi hijau,” kata Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (23/11).
Sementara simpanan nasabah perbankan cenderung tumbuh melambat jelang akhir tahun. BI mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) hanya 3,43% secara tahunan atau year on year (yoy) pada Oktober 2023.
Sebaliknya, pertumbuhan kredit perbankan masih mengalir deras. Pada Oktober 2023, penyaluran kredit industri perbankan tumbuh 8,99% yoy, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,96%.
Perry menjelaskan, bahwa pertumbuhan kredit ini didukung peningkatan permintaan pembiayaan sejalan dengan kinerja korporasi dan konsumsi rumah tangga yang terjaga.
“Secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh sektor jasa sosial, jasa dunia usaha dan pertambangan. Pembiayaan syariah juga terus meningkat mencapai 14,68% yoy pada Oktober 2023,” terangnya.