Rupiah Kembali Melemah Pagi Ini, Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

 Zahwa Madjid
16 Januari 2024, 09:19
Rupiah
ANTARA FOTO/Putu Indah Savitri/sgd/YU
Petugas bank menunjukkan lembaran uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (12/12/2023). Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (12/12) sore menguat tipis sebesar dua poin atau 0,01 persen menjadi Rp15.621 per dolar AS dari Rp15.623 per dolar AS.
Button AI Summarize

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali melemah 0,03% ke level 15.555 per dolar AS pada perdagangan Selasa (16/1). Rupiah diperkirakan akan tetap bergerak melemah pada perdagangan hari ini.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai, ketegangan di Timur Tengah menjadi pemicu pelaku pasar masuk ke aset dolar AS sebagai salah satu aset aman sehingga dolar AS menguat terhadap nilai tukar lainnya.

“Pagi ini indeks dolar AS sudah bergerak di kisaran 102.8, di mana pagi hari sebelumnya di kisaran 102.4,” ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (16/1).

Seperti diketahui, serangan AS dan Inggris ke markas Houthi di Yaman membuat ketegangan di kawasan Timur Tengah. Kondisi ini makin memanas, dengan adanya serangan balasan dari Houthi ke kapal-kapal komersil AS di laut merah.

Ditambah lagi, dengan adanya serangan Israel ke Gaza dan rudal dari Lebanon yang menghantam Israel serta gempuran Turki ke pemberontak Kurdi di Irak dan Suriah. Hal ini memicu kekhawatiran pelaku pasar karena konflik-konflik tersebut bisa mengganggu perekonomian global.

Pagi ini juga indeks saham Asia bergerak menurun dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Hal ini bisa menjadi indikasikan bahwa pelaku pasar berusaha menghindari aset berisiko.

Hari ini, potensi pelemahan rupiah ke arah 15.600, dengan potensi support di kisaran 15.530.

Melansir Bloomberg, sejumlah mata uang Asia ikut melemah terhadap dolar AS. Seperti baht Thailand melemah 0,37%, ringgit Malaysia melema 0,32%, yen Cina melemah 0,09%, peso Filipina melemah 0,16%, dolar Singapura melemah 0,18%, dan yuan Jepang melemah 0,05%.

Potensi Penurunan Suku Bunga The Fed

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memperkirakan, Rupiah bergerak fluktuatif dan ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (16/1) dalam rentang 15.530-15.590.

Dengan proyeksi tersebut, pasar mempertahankan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga lebih awal oleh Bank Sentra AS, Federal Reserve atau The Fed.

Alat Fedwatch CME menunjukkan bahwa para pedagang masih memperkirakan peluang sebesar 70% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret, naik dari peluang 64% yang terlihat pada minggu lalu.

“Taruhan terhadap penurunan suku bunga lebih awal, diperkuat oleh data pada hari Jumat, yang menunjukkan indeks harga produsen turun lebih dari perkiraan pada bulan Desember,” ujar Ibrahim.

Namun laporan tersebut didahului oleh data yang menunjukkan kenaikan inflasi pada Indeks Harga Konsumen (CPI) yang lebih besar dari perkiraan pada bulan tersebut.

Fokus pasar, menurut Ibrahim, kini tertuju pada pidato sejumlah pejabat The Fed pada minggu ini, yang diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai rencana bank tersebut untuk menurunkan suku bunga tahun ini.

“Data penjualan ritel AS juga akan dirilis akhir pekan ini, dan diperkirakan akan menjadi faktor dalam prospek inflasi negara tersebut,” ujarnya.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...