Harga Komoditas Anjlok, Ekonomi RI Tumbuh Lebih Rendah dari 2022

Ferrika Lukmana Sari
5 Februari 2024, 15:15
Ekonomi
Katadata
Kepala Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti
Button AI Summarize

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mencapai 5,05% secara kumulatif (ctc) atau lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar 5,31%.

Perlambatan itu disebabkan oleh ledakan komoditas atau siklus commodity sehingga menekan harga di pasaran.  Selain itu, BPS juga menyebut perlambatan tersebut disebabkan oleh dampak dasar (base effect) ekonomi.

BPS mencatat perkembangan harga komoditas unggulan dalam perdagangan Indonesia justru anjlok sepanjang 2023. Komoditas tersebut meliputi minyak kelapa sawit (CPO), batu bara, minyak mentah dan nikel.

"Perlambatan ekonomi kita sedikit [lebih rendah] jika dibandingkan tahun lalu juga dipengaruhi perlambatan ekonomi global dan fenomena el nino,” kata Kepala Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/1).

Menurut Amalia, fenomen cuaca el nino telah berpengaruh terhadap kinerja lapangan usaha di bidang pertanian yang cenderung melambat, terutama di paruh kedua tahun 2023.

Berdasarkan data yang dihimpun BPS, pertumbuhan ekonomi global pada 2023 cenderung melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama Indonesia justru membaik seperti di Cina, Amerika Serikat (AS) dan Jepang di kuartal IV 2023.

"Sepanjang 2023, aktivitas bisnis global berada di zona ekspansi. Ekonomi global dan mitra dagang utama tetap tumbuh," kata Amalia.

Kontribusi Terbesar terhadap Ekonomi RI

Lima lapangan usaha berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu industri pengolahan, perdagangan, pertanian, pertambangan, dan konstruksi.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...