Sri Mulyani Beri Diskon Pajak, Apa Harga Rumah Bisa Lebih Murah?

Ferrika Lukmana Sari
26 Februari 2024, 11:16
Sri Mulyani
ANTARA FOTO/Arnas Padda/rwa.
Foto udara pembangunan rumah bersubsidi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (9/1/2024). Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menargetkan penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) melalui KPR Sejahtera bagi masyarakat berpenghasilan rendah pada 2024 sebanyak 166 ribu unit dengan 31 bank penyalur dana.
Button AI Summarize

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru saja memperpanjang kebijakan diskon pajak untuk pembelian rumah pada tahun ini. Dengan kebijakan ini, diperkirakan harga beli rumah bisa lebih murah.

Ini merupakan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) yang diberlakukan sampai tahun 2024. Kebijakan ini bertujuan untuk menggenjot ekonomi dan sektor perumahan di tanah air.

Director of Strategic Consulting of Cushman & Wakefield Arief Rahardjo membenarkan, kebijakan diskon pajak bisa membuat harga rumah menjadi lebih murah, tapi hanya untuk unit rumah siap huni (ready stock) karena mendapat pengurangan PPN 11%.

"Sedangkan harga unit rumah baru tidak akan menjadi lebih murah, justru dengan berkembangnya infrastruktur di Jabodetabek, harga tanah akan tetap naik, sehingga dapat menyebabkan harga rumah juga naik," kata Arief kepada Katadata.co.id, Senin (26/2).

Sebelumnya, kebijakan diskon pajak ini mulai diberlakukan pada November 2023 lalu. Menurut Arief, kebijakan ini telah meningkatkan penjualan rumah siap huni, namun faktor terbesar tetap dari pertumbuhan daya beli masyarakat terutama pada rumah-rumah baru.

"Pada semester II 2023 permintaan [rumah] naik 2%, tapi selain karena insetif PPN DTP, penawaran baru juga naik sekitar 50%. Pada semester I 2023 total new supply 4.446 unit. Semester II, total new supply sebanyak 8.371 unit," kata Arief.

Dengan realisasi itu, penjualan rumah tahun ini diperkirakan akan tetap stabil dengan permintaan secara kumulatif meningkat 2,8% yoy. Hal ini didorong permintaan dari dari end user untuk kebutuhan rumah tinggal dan insentif PPN DTP yang akan mendorong pasar perumahan tahun ini.

Pasar Perumahan Sempat Tertahan Pemilu

Chief Executive Officer Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menilai, pasar perumahan cenderung tertahan akibat dampak Pemilu 2024. Namun dia berharap penjualan properti bisa mulai naik dua bulan ke depan.

Salah satunya didorong kebijakan pajak diskon yang digulirkan oleh Sri Mulyani. "Itu [PPN DTP], salah satu [faktor] yang bisa membuat penjualan rumah naik," kata Ali.

Ali bercerita, bahwa aturan pajak ini sempat tertunda yang membuat pasar sempat tertahan di awal tahun. Namun dengan adanya kebijakan ini diharapkan pasar akan naik, melihat data dari penetapan kebijakan di tahun 2021.

Walaupun harga rumah seakan-akan terlihat lebih murah karena PPN yang dibayarkan pemerintah, namun harga sebenarnya tetap sama. "Tapi dari sisi pengembang sebenarnya sama penerimaannya. Orang awam memang akan melihat harga rumah yang dibayar lebih murah," ujar Ali.

Bumi Asri Nusa Gandeng Bank Mandiri

PT Bumi Asri Nusa (BAN) bahkan menjalin kerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada Jumat (23/2) untuk mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat tahun ini.

Sales Residential Senior Manager Kalla Land yang mewakili Bumi Asri Nusantara Iwan Richardo Nainggolan akan memberikan beragam promo dan kemudahan yang diberikan oleh Bank Mandiri untuk mendokrak penjualan rumah.

Tak hanya itu, Bumi Asri Nusantara juga optimis kebijakan insetif pajak tersebut dapat menopang sektor peruamah. "Kebijakan insentif PPN DTP hingga Juni 2024, mampu menjadi pemicu untuk mendongkrak penjualan rumah,” ujar Olan dikutip dari Antara, Senin (26/2).

BAN menargetkan penjualan Perumahan Bukit Baruga hingga 110 unit rumah sepanjang tahun 2024, dengan kurs nilai mencapai Rp 153 miliar. Bukit Baruga bahkan kini menjadi kontributor paling wahid untuk penyaluran KPR Bank Mandiri selama tahun 2023.

Tak mau kalah, Sinar Mas Land (SML) menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,8 triliun dari penjualan 1.400 unit properti seperti perumahan, apartemen, hingga kaveling hunian melalui program Infinite Living 2024.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...