Diajak AHY Rakernas, Sri Mulyani ungkap PNBP BPN Tembus Rp 2 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri rapat kerja nasional Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara (ATR/BPN). Dalam kesempatan tersebut, ia menyebut Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Kementerian BPN mencapai Rp 2 triliun.
“Seusai menghadiri Rapat dengan Presiden @jokowi di Istana Negara siang ini, saya memenuhi undangan mas @agusyudhoyono untuk memberikan sambutan di Rapat Kerja Nasional @kementerian.atrbpn,” dalam unggahan akun instagramnya, dikutip Jumat (8/3).
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa dirinya sering mendapatkan pertanyaan dari investor global mengenai lokasi mana saja yang menjadi ladang investasi Indonesia. Namun hanya kementerian ATR/BPN yang bisa menjawab dan meningkatkan laju investasi Indonesia.
“Saya sampaikan terima kasih atas kerja sama antar kementerian, yang mencakup program strategis nasional. Termasuk pemulihan aset-aset eks-BLBI. Kerja sama yang solid dan produktif,” ujarnya.
Dalam Rakernas tersebut, Sri Mulyani juga membahas tentang lanskap perekonomian global. Ia menyebut kondisi dunia saat ini tidak baik-baik saja. Banyak negara yang kondisi fiskalnya tidak sehat pasca pandemi. “Kondisi higher for longer pun masih berlangsung,” ujarnya.
Kendati demikian, bendahara negara tersebut berharap kinerja ekonomi Indonesia masih tetap solid dan tumbuh relatif kuat. “Hal ini ditunjukkan dengan beragam metrik keuangan dan fiskal yang begitu baik, juga didukung kebijakan-kebijakan pemerintah yang pro growth, pro job, dan pro poor,” ujarnya.
Realisasi PNBP RI Capai Rp 43,3 Triliun
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, PNBP Indonesia mencapai Rp 43,3 triliun pada Januari 2024. Jumlah tersebut merupakan 8,8% dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2024.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, pencapaian tersebut lebih rendah jika dibandingkan pada Januari 2023 sebesar Rp 45,7 triliun. Penurunan disebabkan oleh moderasi harga komoditas seperti minyak dan batu bara.
Secara rinci, Indonesia mengantong PNBP sebesar Rp 9,5 triliun dari sumber daya alam (SDA) migas atau 8,7% dari target APBN 2024. Sementara pada Januari 2023, penerimaan PNBP migas mencapai Rp 11,6 triliun.
“Komponen SDA migas mengalami perlambatan sebagai dampak peningkatan pasokan minyak mentah dari Amerika Serikat dan perubahan perkiraan permintaan minyak pada kuartal pertama tahun 2024,” ujar Suahasil dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/2).