BPS Pastikan Tidak Ada Kurma Israel Masuk RI, Ini Datanya

Ferrika Lukmana Sari
15 Maret 2024, 13:04
kurma
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/Spt.
Penjual kurma melayani pembeli di kawasan pedagang kurma Empang, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/3/2024). Penjualan kurma di kawasan tersebut pada bulan Ramadhan mengalami peningkatan sebesar 10 persen dibandingkan bulan sebelumnya dengan harga kurma Rp50 ribu hingga Rp100 ribu perkilogram tergantung jenis kurma.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan tidak ada kurma impor dari Israel yang masuk ke Indonesia. Hal ini berdasarkan data impor yang dihimpun oleh BPS sampai tahun ini.

"Tidak ada impor kurma dari Israel. Tidak ada. Kami klarifikasi, tidak ada impor kurma dari Israel," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/3).

Amalia menekankan, bahwa impor kurma Indonesia paling banyak berasal dari Tunisia dan Mesir yang berkontribusi 58% terhadap total impor kurma Indonesia pada periode Januari-Februari 2024.

"Karena dari data BPS menunjukkan impor kurma terbesar dari Tunisia, kedua Mesir, ketiga Iran dan keempat Arab Saudi," ujar Amalia.

Impor Kurma ke RI Tembus Rp 268,47 Miliar

Impor kurma ke Indonesia meningkat signifikan menjelang ramadan. BPS mencatat impor kurma ke Indonesia mencapai US$ 17,18 juta atau setara Rp 268,47 miliar (Kurs: Rp 15.627/US$) pada Februari 2024.

Amalia mengungkapkan, bahwa menjelang ramadan terjadi kenaikan impor kurma pada Februari 2024 baik secara nilai maupun volume.

"Nilai impor kurma pada Februari 2024 tercatat sebesar US$ 17,18 juta naik sebesar 3,5 juta atau 25,77% dibandingkan bulan sebelumnya yaitu Januari 2024," kata Amalia.

Sementara secara volume, impor kurma pada Februari 2024 mencapai 11,24 ribu ton. Nilai ini meningkat sebesar 3,81 ribu atau 51,28% jika dibandingkan dengan Januari 2024.

"Impor kurma sepanjang Januari-Februari 2024 paling banyak berasal dari Tunisia, Mesir, Iran dan Arab saudi," kata Amalia.

Namun jika dibandingkan dengan periode Januari-Februari tahun lalu, impor kurma pada Januari-Februari 2024 justru masih relatif lebih rendah.

BPS mencatat impor kurma Januari dan Februari 2023, masing-masing mencapai US$ 22,52 juta dan US$ 19,34 juta. Sementara pada Januari dan Februari tahun ini lebih rendah, yakni sebesar US$ 13,64 juta dan US$ 17,18 juta.

Tak berbeda, secara volume juga lebih tinggi pada tahun lalu. Volume impor kurma pada Januari dan Februari 2023 bisa mencapai 13,23 ribu ton dan 12,79 ribu ton. Sementara pada Januari dan Februari 2024 hanya 7,43 ribu ton dan 11,24 ribu ton.

Negara Utama Pemasok Kurma RI pada Januari-Februari 2024:

  1. Tunisia : 29,66%
  2. Mesir : 28,35%
  3. Iran : 9,30%
  4. Arab Saudi : 8,62%
  5. Lain-lain : 24,07%

Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...