Airlangga Gelar Rapat dengan Dubes Bahas Dampak Konflik Iran-Israel

Tia Dwitiani Komalasari
15 April 2024, 17:21
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyelenggarakan rapat terbatas dengan sejumlah Duta Besar Indonesia untuk membahas dampak memanasnya konflik di timur tengah di Jakarta, Senin (15/4).
Kemenko Perekonomian
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyelenggarakan rapat terbatas dengan sejumlah Duta Besar Indonesia untuk membahas dampak memanasnya konflik di timur tengah di Jakarta, Senin (15/4).
Button AI Summarize

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyelenggarakan rapat terbatas  dengan seluruh unsur Kedeputian pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berikut dengan sejumlah Duta Besar pada Senin (15/04). Rapat tersebut membahas dampak konflik timur tengah yang saat ini semakin memanas.

Sebagai informasi, Iran mengerahkan ratusan drone ke Israel pada Minggu (14/4). Ini sebagai bentuk balasan atas serangan Israel yang telah menghancurkan gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada (1/4) lalu.

Selain memicu ketegangan regional hingga ke tingkat global, Airlangga mengatakan, eskalasi konflik ini juga akan berdampak kepada perekonomian global serta akan meningkatkan risiko makroekonomi bagi perekonomian Indonesia.

“Rambatan dampak (eskalasi konflik) kepada pasar finansial Indonesia baru akan terlihat saat pembukaan pasar besok pagi (Selasa, 16/4)," kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Senin (15/4).

Namun, dia mengatakan, langkah-langkah antisipatif akan disiapkan untuk menjaga kepercayaan pasar atas dampak potensi semakin meningkatnya harga komoditas.

"Hal itu terutama minyak akibat terganggunya pasokan, serta kenaikan harga emas, sebagai aset safe haven, dan rambatan ke sektor lainnya,” ungkap Menko Airlangga.

Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa konflik tersebut juga akan menimbulkan gangguan pada rantai pasokan melalui Terusan Suez yang akan berdampak langsung setidaknya pada kenaikan biaya kargo. Produk yang terganggu antara lain gandum, minyak, dan komponen alat-alat produksi dari Eropa.

Secara fundamental, perekonomian Indonesia relatif masih cukup kuat, Pertumbuhan ekonomi masih terjaga di atas 5% dengan inflasi yang terkendali. Sampai dengan Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia juga masih mengalami surplus, dan menopang Cadangan Devisa yang pada posisi terakhir di Maret 2024 tercatat masih kuat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...