Surplus Neraca Perdagangan April 2024 Diprediksi Turun

 Zahwa Madjid
15 Mei 2024, 08:47
Petugas mamntau kapal peti kemas yang akan bersandar di Terminal Peti Kemas Internasional Belawan Kota Medan, Sumatera Utara, Senin (4/3/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mencatat, neraca perdagangan Sumut pada Januari 2024 surplus 268,48
ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/tom.
Petugas mamntau kapal peti kemas yang akan bersandar di Terminal Peti Kemas Internasional Belawan Kota Medan, Sumatera Utara, Senin (4/3/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mencatat, neraca perdagangan Sumut pada Januari 2024 surplus 268,48 juta dolar AS atau naik 4,82 persen dibandingkan Desember 2023 sebesar 273,3 juta dolar AS.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Para ekonom memperkirakan surplus neraca perdagangan April 2024 akan turun dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh ketidakpastian global dan normalisasi harga komoditas.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik akan merilis data perkembangan neraca perdagangan RI pada siang hari ini, Rabu (15/5) pukul 11.00 WIB.

Kepala ekonom Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan surplus necara perdagangan akan turun menjadi US$ 3,37 miliar pada April 2024. Pada Maret 2024, surplus neraca perdagangan tercatat mencapai US$ 4,47 miliar, melanjutkan tren surplus secara beruntun untuk 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Josua menilai penurunan surplus perdagangan ini terutama disebabkan oleh normalisasi harga komoditas. Selain itu, peningkatan ketidakpastian global berdampak pada permintaan global dan aktivitas perdagangan.

Di sisi lain, ia memperkirakan kinerja ekspor tumbuh sebesar 4,54% secara tahunan (year on year/YoY). Namun secara bulanan, ekspor diperkirakan akan turun 10,14% (month of month/MoM). Penurunan musiman ini terutama disebabkan oleh liburan Idul Fitri yang mengurangi jumlah hari kerja.

“Kami memperkirakan penurunan ekspor bulanan karena hari kerja yang lebih pendek selama perayaan Idul Fitri,” ujar Josua kepada Katadata.co.id, Rabu (15/5)

Selain itu, harga CPO anjlok secara signifikan di bulan April 2024 karena normalisasi permintaan global setelah bulan puasa Ramadhan di Maret 2024.

Josua memperkirakan impor April 2024 tumbuh 9,37% yoy pada impor untuk April 2024. Namun secara bulanan, impor diperkirakan turun 6,54%. Penurunan ini terutama disebabkan oleh efek musiman dari Idul Fitri, karena sekitar 90% impor terdiri dari bahan baku dan barang modal yang terkait dengan kegiatan produksi dan investasi.

“Penurunan kontraksi impor dibandingkan dengan ekspor disebabkan oleh meningkatnya permintaan minyak selama hari raya dan harga minyak dunia yang lebih tinggi di tengah meningkatnya konflik di Timur Tengah,” ujarnya.

Kepala ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro pun memperkirakan surplus perdagangan turun menjadi sekitar US$ 3,2 Miliar pada April 2024. Surplus kinerja perdagangan ini didukung oleh masih berlanjutnya permintaan ekspor mineral, khususnya batubara, ke Vietnam, Tiongkok, dan India. Permintaan dari India didorong oleh meningkatnya penggunaan AC seiring dengan memanasnya iklim.

Andry memprediksi ekspor tumbuh sebesar 5,12% yoy. Ia menilai kinerja ekspor logam mulia dan perhiasan pada bulan April 2024 diperkirakan tetap tinggi, meskipun secara keseluruhan ekspor nonmigas Indonesia mengalami penurunan.

“Hal ini disebabkan tingginya harga logam mulia pada April dan Mei dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,” ujarnya.

Selain itu, impor diperkirakan akan relatif stagnan pada April 2024. Kinerja impor dipengaruhi oleh masih adanya permintaan bahan baku dan barang konsumsi karena kondisi perekonomian dalam negeri yang kuat.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...