Pekerja Migran Sumbang Devisa Rp 231 Triliun, Terbesar Setelah Migas

Ferrika Lukmana Sari
31 Mei 2024, 15:43
Devisa
ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung (kiri) dan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani (kanan) menandatangani Nota Kesepahaman Tentang Kerja Sama Dan Koordinasi Dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Dan Keuangan Serta Statistik Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat (31/5/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Pekerja migran Indonesia (PMI) setiap tahunnya menyumbang devisa negara sebesar US$ 14,22 miliar atau setara Rp 231,10 triliun (kurs: Rp 16.252 per dolar AS). Hal itu disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung. 

"Sehingga cadangan devisa atau devisa yang berasal dari mereka ini nomor dua setelah [sektor] migas," kata Juda dalam acara penandatanganan nota kesepahaman di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat (31/5).

BI dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menjalin kerja sama melalui penandatangan Nota Kesepahaman Tentang Kerja Sama Dan Koordinasi Dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Dan Keuangan Serta Statistik Pekerja Migran Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Juda menuturkan bahwa capaian devisa dari PMI termasuk terbesar kedua setelah ekspor migas Indonesia. Sumbangan devisa PMI bereperan signifikan dalam perekonomian.

"Bukan saja [berkontribusi] pada keluarga mereka, pendidikan keluarga atau kesehatan keluarga mereka yang ditinggalkan, yang pada akhirnya juga tentu saja kepada PDB kita pertumbuhan ekonomi tetapi juga pada cadangan devisa kita karena US$ 14,22 miliar cukup besar," ujarnya.

Saat ini, cadangan devisa di Bank Indonesia mencapai US$ 138 miliar. Dengan begitu, capaian devisa dari PMI mencapai lebih dari 10% dari jumlah cadangan devisa di Bank Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, total jumlah pekerja migran Indonesia mencapai 273.747 orang untuk penempatan pada periode Januari hingga Desember 2023.

Diketahui, ekspor Indonesia pada April 2024 mencapai US$ 19,62 miliar, atau naik sebesar 1,72% secara tahunan (year-on-year/yoy), didorong oleh peningkatan ekspor migas yang sejalan dengan peningkatan harga energi global.

Pada periode yang sama, ekspor sektor nonmigas mencapai US$ 18,27 miliar dengan pangsa pasar terbesar berasal dari ekspor bahan bakar mineral. Realisasi itu mencapai 16,83% dari total ekspor nonmigas.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari–April 2024 mencapai US$ 81,92 miliar dengan share terbesar berasal dari ekspor ke Cina (23% dari total ekspor), disusul Amerika Serikat (10,48%), dan India (9,01%). Sedangkan ekspor Indonesia ke kawasan ASEAN mencapai 17,74%.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...