BPS: Pengeluaran Kelas Menengah untuk Pesta dan Hiburan Meningkat

Rahayu Subekti
28 Agustus 2024, 16:41
kelas menengah
Katadata
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar
Button AI Summarize

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya pergeseran prioritas pengeluaran penduduk kelas menengah. Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut pergeseran tersebut telah terjadi dalam 10 tahun terakhir. 

“Memang ada pergeseran pola pengeluaran kelas menegah. Pada 10 tahun lalu, 45,53% pengeluaran kelas menengah untuk kebutuhan makanan dan minuman. Tetapi saat ini, pengeluaran untuk makanan dan minuman hanya 41,67%,” kata Amalia dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (28/8).

Tak hanya itu, pengeluaran kelas menengah untuk perumahan juga mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir. Prioritas pengeluaran perumahan yang tadinya mencapai 32%, saat ini hanya 28,5%. 

Pengeluaran untuk Hiburan dan Pesta Naik

BPS mencatat sejumlah kelompok pengeluaran yang justru mengalami peningkatan seperti untuk kebutuhan hiburan, pajak atau iuran, kendaraan, barang tahan lama, pakaian, barang atau jasa lainnya, dan keperluan pesta. 

“Untuk keperluan pesta naik 0,75% menjadi 3,18%. Untuk hiburan naik tipis sekali 0,38% dari 0,22%,” ujar Amalia.

Sebaliknya, pengeluaran pendidikan turun dari 4,32% menjadi 3,66. Diikuti pengeluaran untuk kesehatan juga turun dari 3,27% menjadi 2,86%. 

“Dari semua data ini, secara umum prioritas kelas menengah saat ini adalah makanan, perumahan, dan barang jasa lainnya,” jata Amalia. 

Sebelumnya, BPS mencatat jumlah kelas menengah menurun pada 2024. Amalia mengungkapkan bahwa penurunan  jumlah dan persentase penduduk kelas menengah mulai terjadi pascapandemi Covid-19. 

“Sebelum Covid-19 atau pada 2019 memang kelas menengah berjumlah 57,33 juta orang atau kira-kira 21,5% dari total penduduk Indonesia tapi di 2024 turun,” kata Amalia.

Pada 2021 jumlah penduduk kelas menengah turun menjadi 53,83 juta orang dengan proporsi 19,82%. Penurunan terus berlanjut pada 2022 menjadi 49,51 juta orang dan pada 2023 hanya 48,27 orang. 

Tren serupa juga terjadi pada tahun ini. Angka kelas menengah saat ini mencapai 47,85 juta orang dengan proporsi 17,13%. “Memang kami identifikasi masih ada scarring effect atau kecemasan dari pandemi terhadap ketahanan kelas menengah,” ujar Amalia.

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...