Tantangan Besar di Balik Program Makan Bergizi Gratis yang Diusung Prabowo

Rahayu Subekti
9 Oktober 2024, 20:54
makan bergizi gratis
Katadata
Katadata gelar Indonesia Future Policy Dialoge di Hotel Le Meridien Jakarta, Rabu (9/10). Salah satunya membahas terkait makan bergizi gratis dan pendidikan untuk SDM unggul. Pada sesi ini mengundang pembicara seperti Direktur Eksekutif IFSR I Dewa Made Agung Kertha Nugraha, Penasehat Khusus Menteri Bidang Kebijakan Inovasi dan Peningkatan Daya Saing Industri Satryo Soemantri Brodjonegoro, Pendiri Sekolah Cikal Najeela Shihab dan Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian Peren
Button AI Summarize

Realisasi program makan bergizi gratis yang diusung oleh presiden terpilih Prabowo Subianto masih menghadapi sejumlah tantangan besar, mulai dari kesiapan kelembagaan, sasaran penerima hingga pemilihan wilayah.

Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amich Alhumami membenarkan bahwa program ini menghadapi tantangan yang sangat kompleks.

“Secara teknis betul-betul kompleks, ini menyangkut kesiapan kelembagaan,” kata Amich di acara Katadata Forum bertajuk Indonesia Future Policy Dialogue di Jakarta, Rabu (10/9).

Untuk itu, program makan bergizi gratis harus menyasar usia sekolah yang tepat agar bisa berjalan dengan baik. Karena tujuan program ini untuk mengurangi angka stunting di Indonesia.

Berdasarkan uji coba MBG yang sudah dilakukan, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya terkait tingkat sekolah yang disasar sebagai penerima manfaat makan bergizi gratis.

Dia bilang, program makan bergizi gratis perlu diterapkan kepada anak-anak di jenjang sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (Paud), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Selain itu, indikatornya juga melihat dampak penerapan makan bergizi gratis. “Dampak jangka panjang, harus ada perbaikan hasil belajar dan perbaikan gizi di tingkat Paud saat anak tumbuh kembang,” ujar Amich.

Begitu juga terkait pemilihan wilayah yang akan sangat menentukan dampak positif dari program makan bergizi gratis. Sehingga, dia menyarankan agar program ini diterapkan di wilayah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.

“Ini nanti ada hubungan langsung antara daerah dan warga yang tidak mampu untuk mengakses makanan bergizi,” kata Amich.

Bisa Berdampak Positif Terhadap Pendidikan

Pendiri Sekolah Cikal & Ketua Dewan Pembina Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) Najelaa Shihab menilai, seharusnya ada indikator yang menentukan apakah makan bergizi gratis berhasil diterapkan dalam program pendidikan.

Dengan begitu, dia berharap dampak program ini harus benar-benar dapat dirasakan di sektor pendidikan. Salah satunya terlihat dari peningkatan tingkat kehadiran peserta didik di sekolah.

“Kalau kita lihat pelaksanaan di negara lain, sebenarnya ada dampak pendidikan. Misal ada tingkat kehadiran di sekolah lebih tinggi dan tingkat konsentrasi belajar terlihat karena lebih banyak bertanya,” ujar Najelaa.

Selain itu, dia berharap dampak program tersebut dapat terlihat saat jam istirahat anak sekolah. Misalnya, terlihat dari tingkat perundungan di kalangan siswa-siswi bisa berkurang.

“Tapi pada akhirnya, tata kelola dan monitoring menjadi sangat penting. Jadi betul-betul harus dikawal dengan anggaran besar itu, agar dampaknya signifikan,” ujar Najelaa.

Penerapan di Negara Lain

Direktur Eksekutif Indonesia Food Security Review (IFSR) I dewa Made Agung Kertha Nugraha menyoroti soal pelaksana program makan bergizi gratis di sejumlah negara yang beragam, tapi tujuan utamanya tetap bisa terwujud.

"Di negara lain, Kementerian Pendidikan yang melaksanakan. Kalau Amerika Serikat, Kementerian Pertanian yang melaksanakan. Di India, di Kementerian Pendidikan dan Kementerian Sosial. Tapi tujuannya tetap sama untuk memberi makanan bergizi,” kata Dewa.

Dengan penerapan itu, dia berharap program makan bergizi gratis bisa berdampak secara jangka pendek dan jangka panjang. Hingga berdampak terhadap bidang akademik dan nonakademik, serta dampak secara langsung maupun tidak langsung.

“Ini memang kompleks dan memang merupakan program yang harus dilakukan secara jangka panjang,” ujar Dewa.

Reporter: Rahayu Subekti

Liputan khusus Arah Pemerintahan Baru ini didukung oleh:

Logo-logo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...