Rupiah Diprediksi Bisa Menguat Terbatas Jelang Libur Tahun Baru

Rahayu Subekti
30 Desember 2024, 09:54
rupiah, dolar, nilai tukar
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah ekonom memproyeksikan rupiah bisa menguat pada perdagangan hari ini terhadap dolar AS menjelang libur Tahun Baru. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menjelaskan penguatan hari ini dipicu minimnya aktivitas perdagangan.

“Rupiah diperkirakan akan datar dengan potensi menguat terbatas di tengah minimnya aktivitas perdagangan dan data-data ekonomi penting,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Senin (30/12).

Ia mengatakan dolar AS terpantau sedikit lebih lemah. Hal ini setelah data menunjukkan defisit perdagangan AS yang lebih besar dari perkiraan pada akhir pekan lalu.

“Rupiah hari ini akan berada pada level Rp 16.150 per dolar AS hingga Rp 16.250 per dolar AS,” ujar Lukman.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.20 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.170 per dolar AS. Level ini menurun 65 poin atau 0,40% dari penutupan sebelumnya.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana juga memproyeksikan penguatan rupiah hari ini. “Semoga hari ini membaik atau ada apresiasi ke level Rp 16.120 per dolar AS hingga Rp 16.330 per dolar AS,” kata Fikri.

Fikri menjelaskan, defisit perdagangan AS pada November 2024 yang kembali meningkat akan mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Defisit perdagangan barang AS meningkat menjadi US$ 102,9 miliar dari capaian Oktober 2024 mencapai US$ 98,3 miliar.

Selain itu, Fikri menyebut lelang SRBI juga menunjukkan kenaikan persentase dari keuntungan. Hal itu diharapkan membuka ruang kembali terjadinya aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Sementara itu, pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan pergerakan rupiah yang melemah jelang akhir tahun tidak bisa dihindari. Sebab, , sentimen penguat dolar AS menjelang akhir tahun masih belum hilang.

“Belum ada sentimen positif yang membalikkan itu,” kata Ariston.

Dari dalam negeri, Ariston mengatakan pasar cukup skeptis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025. Hal ini dikarenakan adanya penurunan daya beli kelas menengah hingga pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12%.

Ariston mengatakan ekonomi AS terlihat masih cukup solid sehingga menurunkan peluang pemangkasan suku bunga acuan yang lebih besar. Ekspektasi pasar atas program ekonomi Donald Trump juga dinilai bisa menuai perang dagang sehingga mendorong mereka masuk aset dolar.

“Hingga akhir tahun, rupiah bisa bertahan di atas Rp 16.100 terhadap dolar AS,” ujar Ariston.

 

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...