Inflasi Desember 2024 Diprediksi Naik Akibat Libur Nataru dan Harga Pangan

Ringkasan
- The Fed diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan Rabu. Para pejabat The Fed diperkirakan akan menyesuaikan pandangan mereka tentang kondisi ekonomi dan kemungkinan arah suku bunga di masa mendatang.
- Pelaku pasar melihat kecil kemungkinan The Fed akan mengubah suku bunga acuan 4,25%-4,5%. Gubernur The Fed, Jerome Powell, dan rekan-rekannya menganjurkan pendekatan yang sabar dalam mengambil keputusan.
- Para ekonom mengkhawatirkan dampak kebijakan tarif Presiden Trump terhadap inflasi. Kekhawatiran muncul bahwa The Fed telah menyerahkan kendali kebijakan ekonomi makro kepada pemerintahan Trump.

Dua ekonom memproyeksikan inflasi pada Desember 2024 akan mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, dan Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, sepakat bahwa tren musiman pada akhir tahun menjadi pendorong utama kenaikan inflasi.
Faktor permintaan tinggi selama libur natal dan tahun baru 2025, serta kenaikan harga komoditas pangan, menjadi kontributor signifikan terhadap inflasi bulan tersebut.
Josua Pardede memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) umum untuk Desember 2024 meningkat dari 0,30% pada November 2024 menjadi 0,54%. "Permintaan yang melonjak selama musim liburan menjadi pendorong utama," kata Josua kepada Katadata.co.id, Kamis (2/1).
Inflasi kelompok harga bergejolak diperkirakan naik menjadi 2,54% secara bulanan, terutama akibat kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam.
Namun, inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah diprediksi hanya naik tipis dari 0,12% pada November 2024 menjadi 0,16% pada Desember 2024, karena tidak ada lonjakan harga signifikan pada sektor ini.
Josua juga mencatat kenaikan harga bensin nonsubsidi akibat depresiasi rupiah pada November 2024 telah meningkatkan biaya impor minyak.
Harga Beras dan Ayam akan Sumbang Inflasi
Sementara David memproyeksikan inflasi tahunan pada Desember 2024 berada di level 1,60%, dengan inflasi bulanan naik menjadi 0,47%. "Efek basis rendah dari harga pangan bergejolak sebelumnya telah mereda, sehingga inflasi menunjukkan akselerasi moderat," kata David.
Selain itu, kenaikan harga beras, daging ayam, dan telur ayam turut menyumbang inflasi bulanan. Inflasi inti tahunan diperkirakan mencapai 2,33%, didorong oleh kenaikan harga pada jasa restoran, perawatan pribadi, dan minyak goreng, sementara sektor transportasi diprediksi tetap stagnan.
Dengan kondisi tersebut, kedua ekonom menyoroti pentingnya pemantauan lebih lanjut terhadap harga pangan dan komponen impor untuk memastikan inflasi tetap terkendali di tengah tantangan ekonomi global dan dinamika domestik.