Pemerintah Targetkan Inflasi 2,5% pada 2025, Stabilitas Harga Pangan Jadi Fokus

Rahayu Subekti
31 Januari 2025, 15:54
inflasi
Katadata
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto (tengah) dalam konferensi pers Hasil High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (31/1).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah menargetkan inflasi pada 2025-2027 berada di kisaran 2,5% plus minus 1%. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan sejumlah strategi guna mencapai target tersebut.

"Khusus 2025, pemerintah menjaga inflasi di kisaran 2,5% plus minus 1% untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Airlangga dalam konferensi pers Hasil High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (31/1).

Salah satu strategi utama adalah menjaga komponen inflasi volatile food di level 3,5%, yang akan dipantau secara mingguan oleh tim terkait. Pemerintah juga memperkuat koordinasi antara pusat dan daerah melalui peta jalan pengendalian inflasi 2025-2027, terutama dalam memastikan keterjangkauan harga komoditas pangan dan tarif angkutan selama hari besar keagamaan nasional.

"Keterjangkauan harga pangan dan angkutan ini juga termasuk yang akan dihadapi dalam waktu dekat, yaitu Idulfitri," kata Airlangga.

Selain itu, pemerintah akan meningkatkan produktivitas pangan guna menjaga ketersediaan pasokan antarwaktu dan antarwilayah. Kelancaran distribusi pangan dari wilayah surplus ke wilayah defisit akan terus dioptimalkan.

Penguatan ketersediaan dan keandalan data pangan juga menjadi prioritas, didukung oleh sinergi komunikasi untuk mengelola ekspektasi inflasi masyarakat.

"Rapat koordinasi pengendalian inflasi juga akan diadakan pada tahun ini dan direncanakan berlangsung di akhir Agustus, dipimpin langsung oleh Bapak Presiden,"ucap Airlangga.

Inflasi 2024 Terendah Sepanjang Sejarah

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara tahunan (year to date) pada Desember 2024 berada di level terendah sepanjang sejarah penghitungan inflasi di Indonesia, yaitu sebesar 1,57%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa angka ini merupakan yang terendah sejak BPS pertama kali menghitung inflasi pada 1958.

"Saat itu, inflasi hanya diukur di wilayah Jakarta, sementara kini cakupannya telah berkembang ke 150 kota di 38 provinsi," kata Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/1).

Inflasi terendah sebelumnya tercatat pada 2020, yakni sebesar 1,68%. Pudji menambahkan bahwa rendahnya inflasi 2024 terutama disebabkan oleh penurunan harga pangan pokok pada paruh pertama tahun tersebut.

"Penurunan harga pangan pokok setelah kenaikan pada 2022 dan 2023 menjadi faktor utama yang menekan inflasi tahun ini," ujarnya.

Beberapa komoditas utama yang berkontribusi terhadap deflasi antara lain cabai merah, yang mengalami penurunan harga sebesar 46,53% dengan andil deflasi 0,27%. Cabai rawit turut mengalami deflasi sebesar 39,74% dengan andil 0,18%.

Selain itu, bensin mencatat deflasi sebesar 1,86% dengan andil 0,09%, sedangkan tarif angkutan udara turun 7,26% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,06%. "Penurunan tarif angkutan udara turut berkontribusi signifikan terhadap rendahnya inflasi sepanjang 2024,"ujar Pudji.

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...