Mengenal Bank Emas: Apa Itu Bullion Bank, Fungsi dan Keuntungan bagi Masyarakat?
Ringkasan
- Presiden Prabowo meresmikan peluncuran bank emas untuk mengurangi ekspor emas mentah dan mengoptimalkan pengelolaannya di dalam negeri. Bank emas diharapkan dapat meningkatkan PDB dan lapangan kerja baru.
- Bank emas atau *bullion bankadalah lembaga keuangan yang fokus pada pengelolaan emas, seperti penyimpanan, pembiayaan, dan perdagangan, mirip tabungan konvensional. Pegadaian dan BSI telah mendapat izin operasional bank emas dari OJK berdasarkan POJK Nomor 17 Tahun 2024.
- Kehadiran bank emas menawarkan manfaat bagi masyarakat, seperti instrumen investasi yang aman, akses mudah terhadap pembiayaan berbasis emas, serta peningkatan likuiditas dan monetisasi emas. Bank emas juga berpotensi mengurangi ekspor emas mentah dan meningkatkan inklusi keuangan.
Membuat ringkasan dengan AI Presiden Prabowo Subianto meresmikan peluncuran bank emas atau bullion bank pada Rabu (26/4). Layanan bank emas diberikan oleh lembaga keuangan yang berfokus pada pengelolaan emas dalam negeri, mulai dari penyimpanan, pembiayaan, hingga perdagangan emas.
Prabowo mengatakan pembentukan bank emas bertujuan untuk mengurangi ekspor emas mentah yang selama ini terjadi tanpa adanya pengelolaan optimal di dalam negeri. “Kekayaan kita besar, potensi kita besar, pengelolaan kita harus lebih cerdas, lebih teliti, lebih hati-hati dan lebih transparan,” ujar Prabowo dalam peluncuran bank emas.
Menurut Prabowo peluncuran layanan bank emas sejalan dengan cita-cita bangsa untuk menjadi bangsa yang lebih besar. Ia meyakini bahwa terobosan yang dilakukan akan lebih memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi.
Lebih jauh, Ketua Umum Partai Gerindra itu berharap layanan bank emas dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) hingga Rp 245 triliun dan meningkatkan 1,8 juta lapangan kerja baru.
Lalu bagaimana usaha bank emas akan dijalankan dan apa manfaatnya untuk masyarakat?
Apa Itu Bank Emas?
Bank emas atau bullion bank adalah lembaga jasa keuangan yang menjalankan kegiatan usaha berbasis emas, seperti tabungan emas, perdagangan emas, penyimpanan, serta pembiayaan berbasis emas. Bank ini memungkinkan masyarakat menyimpan dan memanfaatkan emas sebagai instrumen keuangan, mirip dengan tabungan dalam bentuk mata uang konvensional.
Konsep ini sudah diterapkan di beberapa negara seperti Turki dan Malaysia. Bank emas berperan dalam mengumpulkan emas dari berbagai sumber, termasuk masyarakat yang menabung emas, perusahaan tambang, serta industri pengolahan emas domestik.
Pembentukan bank emas di Indonesia memiliki dasar hukum melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion. Aturan ini merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).
Dua lembaga keuangan, PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), telah mendapat izin untuk mengoperasikan bisnis bullion bank dari OJK. Merujuk pada POJK nantinya bank emas akan memiliki sejumlah layanan.
Bentuk Usaha Bank Emas
Untuk menjalankan usaha bank emas OJK mensyaratkan lembaga keuangan mempunyai modal minimal Rp 14 triliun untuk melakukan intermediasi emas. Syarat itu mencegah agar tidak ada perusahaan atau industri keuangan yang menjalankan usaha bulion namun dalam perjalanannya tidak sanggup sehingga berpotensi merugikan nasabah.
Sesuai dengan POJK Nomor 17 Tahun 2024, usaha bank emas mencakup beberapa aktivitas utama, yaitu:
- Penyimpanan emas
Bank emas menyediakan layanan penyimpanan emas bagi masyarakat dan industri, memastikan keamanan aset.
- Pembiayaan emas
Masyarakat dapat mengakses fasilitas pembiayaan berbasis emas, termasuk pinjaman dengan jaminan emas.
- Perdagangan emas
Bank emas berperan dalam transaksi jual beli emas, baik dalam bentuk fisik maupun digital.
- Penitipan emas
Bank emas menawarkan layanan penitipan emas untuk individu atau perusahaan yang ingin menyimpan emas dalam kondisi aman.
- Kegiatan lain yang dijalankan oleh lembaga jasa keuangan
Nantinya bank emas juga dapat mengelola aset emas dalam sistem keuangan untuk meningkatkan likuiditas dan stabilitas ekonomi.
Manfaat Bank Emas untuk Masyarakat
Setelah resmi diluncurkan masyarakat sepenuhnya bisa memanfaatkan layanan bank emas yang disediakan oleh lembaga jasa keuangan. Selama ini, meski sudah ada yang menjalankan usaha simpanan emas seperti Pegadaian, namun belum berstatus bank emas dan hanya bersifat titipan.
Dengan diluncurkannya bank emas, selanjutnya lembaga jasa keuangan terutama Pegadaian dan BSI yang sudah mendapatkan izin dapat menyediakan produk baru berbasis emas seperti deposito emas dan pembiayaan emas.
Berikut sejumlah manfaat kehadiran bank emas bagi masyarakat:
1. Instrumen Investasi yang Aman
Emas dikenal sebagai aset pelindung nilai (safe haven) yang tahan terhadap inflasi. Dengan adanya Bank Emas, masyarakat dapat menabung emas secara lebih aman dan praktis.
2. Akses Mudah terhadap Pembiayaan Berbasis Emas
Bank emas memberikan fasilitas pembiayaan berbasis emas, seperti gadai emas dan pinjaman dengan jaminan emas, yang dapat dimanfaatkan masyarakat tanpa harus menjual asetnya.
3. Meningkatkan Likuiditas dan Monetisasi Emas
Stok emas yang selama ini hanya disimpan oleh masyarakat kini dapat dimanfaatkan dalam sistem keuangan melalui bank emas, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi.
4. Mengurangi Ekspor Emas Mentah
Dengan adanya bank emas, pemerintah dapat mengurangi ekspor emas mentah dan mengoptimalkan pengelolaan emas di dalam negeri, yang pada akhirnya meningkatkan cadangan devisa nasional.
5. Meningkatkan Inklusi Keuangan
Kehadiran bank emas memperluas akses layanan keuangan berbasis emas, termasuk bagi masyarakat yang belum memiliki akses ke perbankan konvensional.
Prospek Bank Emas di Masa Depan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bank emas memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyebutkan bahwa usaha bulion berpotensi meningkatkan nilai tambah ekonomi hingga Rp 50 triliun.
Selain itu, OJK berencana membentuk Dewan Emas Nasional untuk menjaga keberlanjutan permintaan emas serta memastikan regulasi yang sesuai. Dengan strategi dan regulasi yang tepat, bank emas dapat menjadi pilar penting dalam transformasi ekonomi Indonesia dan memperkuat sektor keuangan berbasis emas.
Dengan kehadiran bank emas, masyarakat kini memiliki alternatif baru dalam mengelola emas mereka, baik sebagai tabungan maupun sebagai instrumen investasi yang lebih fleksibel dan aman.
Sementara itu, Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede memandang bank emas memiliki potensi besar untuk menjadi pilar penting dalam transformasi ekonomi Indonesia. Bank Emas juga bisa memperkuat ketahanan ekonomi, serta mengoptimalkan potensi emas dalam negeri.
“Bullion bank akan memperkuat sektor jasa keuangan berbasis emas dengan menghadirkan layanan seperti tabungan emas, pembiayaan berbasis emas, perdagangan emas, serta kustodian emas,” kata Josua seperti dikutip Rabu (26/2).
Menurut Josua, potensi bank emas didukung oleh fakta bahwa Indonesia merupakan salah satu dari 10 produsen emas terbesar di dunia dengan kontribusi 4,15% terhadap produksi emas global. Selain itu, saat ini terdapat sekitar 1.800 ton emas yang belum dimonetisasi di masyarakat dan cadangan emas sekitar 7,6 ton, yang menunjukkan potensi besar dalam mobilisasi emas domestik.
Secara spesifik, prospek positif ini salah satunya dapat ditunjang oleh peningkatan likuiditas dan investasi. Josua mengatakan, bank emas dapat menjadi instrumen safe haven yang stabil dan tahan terhadap inflasi, sehingga menarik minat investor untuk menempatkan dana dalam bentuk emas.
Selain itu, prospek juga ditunjang dengan pengurangan impor emas. Dengan memonetisasi emas domestik, ketergantungan pada impor emas dapat dikurangi. Hal ini secara tidak langsung membantu memperkuat neraca perdagangan Indonesia.
Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.
