Pemerintah Siapkan Peta Jalan AI untuk Dorong Layanan Keuangan Digital
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan saat ini Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) terus mendorong optimalisasi transaksi keuangan digital. Untuk memaksimalkan ini, pemerintah juga tengah membuat peta jalan pengembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
“Peta jalan pengembangan kecerdasan buatan untuk mendukung layanan keuangan digital, termasuk otomasi, analitik cerdas, deteksi fraud, dan credit scoring alternatif,” kata Airlangga dalam acara Festival Ekonomi Digital Indonesia (FEKDI) 2025 dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025, Kamis (30/10).
Pemerintah juga menyiapkan peta jalan pengembangan ekosistem semikonduktor dan teknologi baru. Hal ini sebagai payung hukum yang mendorong inovasi seperti dompet digital, tokenisasi aset, dan smart contract.
Kedaulatan Data dan Ekonomi Digital ASEAN
Pemerintah terus mendorong pengembangan data center di dalam negeri sebagai upaya menjaga kedaulatan data dan memperkuat ekonomi digital ASEAN.
“Ke depan, data strategis terutama yang terkait dengan layanan publik dan transaksi keuangan digital akan disimpan di wilayah Indonesia,” ujar Airlangga.
Airlangga menegaskan, langkah ini penting untuk menjamin kedaulatan data nasional. Namun, ia juga menekankan pentingnya penerapan transfer data yang bertanggung jawab agar tetap sejalan dengan prinsip keamanan dan keterbukaan digital.
Di tingkat regional, ASEAN tengah mendorong pembentukan Digital Economic Framework Agreement (DEFA). Menurut Airlangga, hampir seluruh materi DEFA telah disepakati dalam ASEAN Summit, dan penandatanganannya ditargetkan dilakukan pada Keketuaan Filipina tahun 2026.
Melalui kesepakatan ini, nilai ekonomi digital ASEAN diproyeksikan meningkat dari US$1 triliun menjadi US$2 triliun pada 2030. Nilai tersebut setara dengan peningkatan dari Rp16.631 triliun menjadi Rp33.262 triliun (kurs Rp16.631 per dolar AS).
Airlangga menambahkan, Indonesia berpotensi menyumbang sekitar US$600 miliar, atau setara Rp9.978 triliun, dari total nilai ekonomi digital ASEAN tersebut.
“Ini merupakan peluang besar bagi generasi muda Indonesia untuk berperan aktif dalam ekosistem digital regional,” ujarnya.
