BI Diprediksi Tahan Suku Bunga 4,75% di Tengah Inflasi dan Risiko Global

Rahayu Subekti
18 November 2025, 16:21
suku bunga
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Pekerja berjalan di kawasan Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (3/9/2025). Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen yang tertuang dalam asumsi makro pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 bisa dicapai dengan sinergi kebijakan pemerintah dan bank sentral.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Tekanan inflasi yang meningkat serta ketidakpastian global membuat Bank Indonesia (BI) harus lebih berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan moneter. Dalam kondisi tersebut, para ekonom menilai BI akan memprioritaskan stabilitas rupiah.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75% pada November 2025. BI dijadwalkan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini pada Selasa (19/11).

Josua menilai keputusan menahan BI-Rate dipengaruhi oleh ketidakpastian global yang masih tinggi. “Ini terus memperkuat lingkungan risiko yang tinggi,” kata Josua kepada Katadata.co.id, Selasa (18/11).

Ia menambahkan, pasar juga tetap berhati-hati terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Menurutnya, The Fed masih berpeluang memangkas suku bunga pada Desember 2025.

Alasan BI Perlu Menahan Suku Bunga

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM UI Teuku Riefky menilai BI memang perlu mempertahankan suku bunga acuannya saat ini. Ia mengatakan pengaturan kebijakan yang lebih hati-hati diperlukan di tengah kenaikan inflasi.

“Inflasi mulai meningkat dan berpotensi naik lebih lanjut seiring dengan puncak permintaan musiman,” ujar Riefky.

Inflasi umum naik menjadi 2,86% secara tahunan (yoy) pada Oktober 2025, dipicu oleh kenaikan harga pangan, gangguan pasokan dan kenaikan harga emas yang berkelanjutan.

Riefky juga menyoroti arus keluar portofolio dan pelemahan rupiah yang menegaskan pentingnya menjaga stabilitas eksternal. Selain itu, meningkatnya kekhawatiran soal risiko fiskal dan quasi fiskal turut mempengaruhi sentimen investor terhadap arah kebijakan BI.

“Dalam situasi ini, mempertahankan suku bunga kebijakan di level 4,75% akan memberikan acuan yang diperlukan,” katanya.

Ia menilai keputusan menahan suku bunga dapat membantu membatasi tekanan pada rupiah, sekaligus memperkuat kepercayaan terhadap kemandirian kebijakan BI.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...