Potensi Investasi 18 Kawasan Industri Luar Pulau Jawa Capai Rp 250 T
Kementerian Perindustrian menargetkan 18 kawasan industri yang berada di luar Pulau Jawa akan mampu menarik investasi hingga Rp 250 triliun. Selain itu, kawasan industri yang akan mulai beroperasi pada triwulan ketiga tahun ini juga akan menyerap tenaga kerja secara langsung mencapai 900 ribu orang.
Direktur Perwilayahan Industri Direktorat Jenderal Ketahanan Perwilayahan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito menyatakan investasi Rp 250 triliun mencakup pembangunan infrastruktur pendukung. “Seperti pembangkit listrik, water treatment, instalasi pengolahan air libah, lahan, dan jalan,” kata Warsito dalam keterangan resmi, Senin (4/8).
Ke-18 kawasan industri tersebut berlokasi di Lhoukseumawe dan Ladong (Nanggroe Aceh Darussalam), Medan dan Kuala Tanjung (Sumatera Utara), Tanjung Buton (Riau), Landak (Kalimantan Barat), Maloy (Kalimantan Barat), Tanah Kuning (Kalimantan Utara), dan Bitung (Sulawesi Utara).
Kemudian, ada juga yang terletak di Kemingking dan Tanjung Jabung (Jambi), Tanjung Api-Api dan Gandus (Sumatera Selatan), Tanggamus (Lampung), Batulicin dan Jorong (Kalimantan Selatan), Buli (Maluku Utara), serta Teluk Bintuni (Papua Barat).
(Baca: Resmikan 3 KEK, Jokowi Targetkan Serap Investasi Rp 110 Triliun)
Warsito menyampaikan akselerasi pembangunan kawasan industri di luar Jawa mendorong pemerataan infrastruktur dan ekonomi di seluruh Indonesia. Pengembangan kawasan industri di luar Jawa juga terarah pada sektor berbasis sumber daya alam dan pengolahan mineral.
Upaya pemerintah sejalan untuk hilirisasi industri karena mampu meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor. “Jadi, multiplier effect-nya luas sebagai strategi dalam peta jalan Making Indonesia 4.0,” ujar Warsito lagi.
Sampai tahun lalu, 10 kawasan industri telah operasional termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN). Ke-10 kawasan industri tersebut memiliki lokasi di Morowali (Sulawesi Tengah), Bantaeng (Sulawesi Selatan), Konawe (Sulawesi Tenggara), Palu (Sulawesi Utara), Sei Mangkei (Sumatera Utara), Dumai (Riau), Ketapang (Kalimantan Barat), Gresik (Jawa Timur), Kendal (Jawa Tengah), dan juga Banten (Provinsi Banten).
Kementerian Perindustrian mendorong penumbuhan sektor industri manufaktur di wilayah Indonesia Timur. Periode 2015-2017, Kawasan industri Morowali dan Palu telah Provinsi telah beroperasi di Sulawesi Tengah. Kemudian, Bantaeng di Sulawesi Selatan dan Konawe di Sulawesi Tenggara.
(Baca: Jokowi Minta Percepatan Investasi Industri Hilir)
Morowali, Bantaeng, dan Konawe, berfokus pada industri berbasis pengolahan nikel. Sedangkan, di Palu sebagai klaster industri yang berbasis olahan rotan dan agro. Semua kawasan industri itu masuk ke dalam PSN.
Adapun kawasan industri yang sedang tahap konstruksi adalah Bitung, Sulawesi Utara. Fokus untuk pengembangan industri pengolahan perikanan dan kelapa beserta produk turunannya yang diminati pasar domestik dan ekspor.