Belum Pasti di Halmahera, Smelter Freeport Berlanjut di Gresik

Image title
13 April 2021, 15:37
smelter freeport, halmahera
www.npr.org
Tambang Freeport. Rencana pembangunan smelter tembaga Freeport masih mengacu pada rencana awal, yakni di kawasan industri JIIPE, Gresik.

Pemilihan lokasi pembangunan pabrik pemurnian atau smelter tembaga oleh PT Freeport Indonesia belum menemui titik terang di Kawasan Industri Weda Bay, Halmahera, Maluku Utara atau sesuai rencana awal di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Sugeng Mujiyanto mengatakan sejauh ini Kementerian ESDM memastikan pembangunan masih tetap sesuai rencana awal di kawasan industri JIIPE Gresik.

Meskipun biaya pembangunan smelter di Halmahera lebih murah yakni US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 25 triliun, dibandingkan di Gresik yang mencapai US$ 3 miliar atau Rp 42 triliun. "Sejauh ini ke JIIPE, masih komunikasi," kata Sugeng kepada Katadata.co.id, Selasa (13/4).

Bahkan jika merunut pernyataan Luhut beberapa waktu lalu, seharusnya sudah ada kesepakatan kerja sama antara Freeport dan Tsingshan untuk pembangunan smelter di Halmahera. Namun hingga kini proses diskusi antar keduanya belum juga rampung.

"Saat ini masih diskusi commercial agreement. Ini negosiasi business to business," kata Juru Bicara Kemenko Marves, Jodi Mahardi kepada Katadata.co.id.

Sementara itu juru bicara Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah terkait lokasi smelter. Rencana awal, Freeport akan membangun pabrik pengolahannya di di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.

"Sesuai perjanjian dengan pemerintah dalam proses divestasi. Tapi keputusan akhir adalah di tangan pemerintah. Yang pasti, Freeport tetap berkomitmen untuk membangun smelter di gresik," ujarnya.

Sebelumnya, dalam paparannya Luhut mengatakan pada 31 Maret 2021 akan terjadi kesepakatan kerja sama antara Freeport dengan Tsingshan untuk membangun fasilitas pengolahan konsentrat tembaga menjadi katoda.

"Nantinya, ada dua pabrik smelter yang terbangun di lokasi tersebut. Satu untuk nikel dan satu tembaga,” ujar Luhut dalam Mining Forum Prospek Industri Minerba 2021, Rabu (24/3).

Di lahan lahan seluas 12 ribu hektare (ha) tersebut semuanya terintegrasi menjadi satu. Smelter tembaga ditargetkan akan beroperasi pada 2023, sedangkan smelter nikel sudah berproduksi.

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...