Kuasai Afghanistan, Taliban Kendalikan Sumber Daya Mineral Rp 14.000 T

Happy Fajrian
19 Agustus 2021, 09:19
afghanistan, taliban
Wikipedia
Ilustrasi batu mineral.

Jatuhnya Afghanistan ke tangan kelompok Taliban telah menyebabkan krisis politik dan kemanusiaan di negara itu. Namun para ahli juga bertanya-tanya, bagaimana nasib sumber daya mineral Afghanistan yang belum tergali?

Afghanistan, yang terletak di perbatasan Asia Tengah dan Asia Selatan, merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Namun pada 2010, ahli geologi tentara Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa Afghanistan memiliki deposit mineral yang melimpah, yang nilainya diperkirakan US$ 1 triliun atau lebih Rp 14.000 triliun.

Sumber daya mineral yang dikandung alam Afghanistan terdiri dari besi, tembaga, dan emas yang tersebar di beberapa provinsi. Ada juga mineral tanah jarang (rare earth mineral), dan kemungkinan deposit lithium terbesar di dunia.

“Afghanistan merupakan salah satu daerah yang kaya akan logam mulia tradisional, tetapi juga logam langka (yang dibutuhkan) untuk perekonomian di abad ke-21," kata Rod Schoonover, seorang ilmuwan dan pakar keamanan pendir Ecological Futures Group, dikutip dari CNN, Kamis (19/8).

Pemerintah AS memperkirakan bahwa deposit lithium di Afghanistan dapat menyaingi yang ada di Bolivia yang merupakan pemilik cadangan terbesar yang diketahui di dunia.

Jika sumber daya tersebut dapat digali dan dimanfaatkan, dapat dipastikan mengubah lanskap perekonomian negara ini secara signifikan. Meskipun ada sejumlah tantangan besar seperti keamanan, infrastruktur yang minim, dan kekeringan parah, yang menghalangi upaya ekstraksi di masa lalu.

Kondisi ini kemungkinan tidak akan banyak berubah selama Taliban masih berkuasa. Meskipun ada beberapa negara, seperti Tiongkok, Pakistan, dan India, yang tertarik untuk melakukan pendekatan, meskipun di tengah kekacauan. “Ini menjadi tanda tanya besar,” kata Schoonover.

Permintaan logam seperti lithium dan kobalt, serta elemen tanah jarang seperti neodymium, melonjak ketika dunia mencoba beralih ke mobil listrik dan teknologi bersih lainnya untuk memangkas emisi karbon.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...