Minim Teknologi Bersih, Masa Depan Industri Batu Bara Kian Suram

Happy Fajrian
28 Oktober 2021, 08:23
batu bara, perubahan iklim,
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.
Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020).

Industri batu bara dinilai tidak cukup cepat mengembangkan teknologi bersih yang dapat menempatkan bahan bakar fosil ini ke dalam matrik energi berkelanjutan dunia. Batu bara dianggap sebagai pencemar berat dan penggunaannya merupakan hambatan untuk mencegah perubahan iklim.

Beberapa perusahaan tambang batu bara besar dan dana investasi dunia saat ini mulai bergerak untuk melepas dan menjual aset-aset terkait batu bara.

"Baik produsen maupun konsumen belum cukup mengkomunikasikan teknologi apa yang ada dan tersedia untuk memenuhi syarat batu bara sebagai pilihan energi untuk masa depan," kata Kepala Eksekutif Asosiasi Batu Bara Dunia (WCA), Michelle Manook, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (28/10).

Dia menambahkan, bahwa citra buruk batu bara sebagian karena sektor ini tidak cukup menunjukkan bahwa teknologi batu bara yang lebih bersih dapat berdampak positif pada emisi.

Teknologi yang tersedia untuk membantu mengurangi emisi termasuk penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS/carbon capture and storage​​​​) dan pembangkit listrik dengan efisiensi tinggi dan rendah emisi (HELE/High Efficiency, Low Emission).

Menurut Asosiasi Energi Internasional (IEA), pembangkit listrik tenaga uap yang berbahan bakar batu bara menggunakan teknologi HELE dapat mengurangi emisi hingga sebanyak 90%. Berikut databoks daftar negara dengan daya pembangkit listrik batu bara terbesar dunia:

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...