Produksi Tambang Freeport Kuartal I Capai 25% dari Target 2022
PT Freeport Indonesia (PTFI) menyampaikan bahwa realisasi produksi tambang tembaga dan emas pada kuartal I 2022 telah mencapai seperempat atau 25% dari target tahunan.
Juru bicara Freeport, Riza Pratama mengatakan bahwa pihaknya menargetkan produksi tahun ini sebesar 1,6 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas. Target ini lebih tinggi dari realisasi produksi tahun lalu yang sebesar 1,34 miliar pon tembaga dan 1,37 juta ons emas.
"Realisasi kuartal pertama kira-kira seperempatnya. Kalau tambang itukan kadang bagus, kadang jelek. Jadi realisasinya gak harus konsisten," kata Riza saat ditemui di Jakarta pada Selasa (26/4), malam.
Sebelumnya, pada 2021 produksi emas Freeportberhasil mencapai 1,37 juta ons. Capaian ini meningkat 62% dari produksi tahun sebelumnya, yang tercatat berjumlah 848 ribu ons pada 2020. Sementara produksi tembaga mencapai 1,34 miliar pon, dan menjadi produksi tertinggi sejak 2011.
Beberapa tahun sebelumnya produksi tembaga Freeport sempat berada di bawah 1 miliar pon, dengan rincian 607 juta pon pada 2019 dan 809 juta pon pada 2020. Produksi yang tergolong rendah ini diperkirakan karena deposit di tambang terbuka Grasberg mulai habis, dan tambang bawah tanah Grasberg Block Cave belum beroperasi penuh.
Pada kesempatan tersebut, Riza mengatakan pada tahun ini perusahaan memperoleh izin ekspor sebesar 2 juta ton konsentrat yang berlaku sejak bulan Maret 2022 hingga Maret 2023. Menurut Riza, kuota ekpor yang diterima sama dengan jumlah kuota di tahun 2021.
"Hasil produksi kami totalnya 3 juta ton konsentrat. 1 juta ton konsentrat sudah kami kirim ke domestik, ke PT Smelting di Gresik. Yang 2 Juta ton itu ekspor," sambung Riza.
Freeport tergabung dalam holding BUMN industri pertambangan di bawah MIND ID atau Mining Industry Indonesia. Selain Freeport anak usaha MIND ID lainnya yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Inalum (Persero) dan PT Timah Tbk.
Sepanjang 2021 MIND ID membukukan kinerja yang positif pertumbuhan laba bersih 687% menjadi Rp 14,33 triliun dari sebelumnya Rp 1,82 triliun, dengan pendapatan tumbuh sebesar 40% dari sebelumnya Rp 66,57 triliun pada 2020 menjadi Rp 93,75 triliun.
Lonjakan kinerja holding BUMN pertambangan ini salah satunya didorong setoran dividen Freeport yang menurut laporan keuangan MIND ID nilainya mencapai US$ 234 juta atau sekitar Rp 3,3 triliun. Sepanjang tahun lalu Freeport membukukan pendapatan sebesar Rp 107,6 triliun dengan laba tahun berjalan sebesar Rp 35,9 triliun.
Adapun, tiga kontributor terbesar pendapatan perusahaan berasal dari komoditas batubara, emas dan timah masing-masing sebesar 32%, 28% dan 13%. Sedangkan aluminium berkontribusi 9%, feronikel 7%, bijih nikel 5% dan lainnya 6%.
Selain itu, peningkatan efektivitas produksi dan penjualan grup MIND ID dengan memanfaatkan momentum perbaikan harga komoditas global, telah mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan tahun 2021 yang sangat baik, dengan capaian EBITDA sebesar Rp 28,06 triliun atau meningkat 149% dibandingkan 2020 sebesar Rp 11,26 triliun.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan, pencapaian pertumbuhan kinerja positif perusahaan didukung oleh sinergi seluruh insan grup MIND ID dalam melaksanakan rencana strategis yang ditetapkan.
"Inovasi operasional dilakukan untuk meningkatkan daya saing biaya, selain itu perusahaan juga memberikan perhatian utama pada peluang-peluang baru yang mendukung pertumbuhan bisnis di masa yang akan datang,” kata Hendi dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (8/4).