Kapasitas PLTU Batu Bara Global Turun 13% pada 2021, RI Malah Naik 9%

Happy Fajrian
27 April 2022, 16:27
pltu, batu bara
123RF
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berbahan bakar batu bara.

Laporan tahunan bertajuk "Boom and Bust" yang dikeluarkan oleh Global Energy Monitor (GEM) menemukan bahwa tren penurunan kapasitas PLTU batu bara di dunia terus berlanjut. Data terakhir menunjukkan kapasitas PLTU batu bara global turun 13% di sepanjang 2021, dari 535 gigawatt (GW) menjadi 457 GW.

Pada Januari 2021 sekitar 41 negara tercatat masih memiliki rencana untuk membangun PLTU batu bara baru. Namun, angka tersebut telah menurun menjadi 34 negara saat ini. Cina, Korea Selatan, dan Jepang telah berjanji untuk menghentikan pembiayaan PLTU baru di luar negeri.

"Namun, Cina masih berada di urutan teratas dalam pembangunan PLTU batu bara baru secara domestik, dengan kapasitas batu bara melebihi angka global," tulis laporan tersebut seperti dikutip dari keterangan tertulis pada Rabu (27/4).

Pada 2021, PLTU batu bara yang beroperasi meningkat menjadi 18,2 GW karena tren pemensiunan PLTU batu bara melambat. Kapasitas PLTU batu bara dalam fase pra-konstruksi tetap berada di angka 280 GW secara global, setara dengan kapasitas yang dimiliki Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

Ketika kapasitas PLTU secara global mengalami penurunan pada 2021, hal sebaliknya terjadi di Indonesia. Menurut temuan laporan ini kapasitas PLTU yang beroperasi di Indonesia meningkat 9%, dari 36,6 GW menjadi 40,1 GW, dan sudah meningkat 54% dari 26,1 GW pada 2015.

Berdasarkan informasi yang tersedia, beberapa unit baru tampaknya sudah mulai beroperasi di tujuh PLTU, termasuk PLTU di sejumlah kawasan industri, di antaranya Kawasan Industri Weda Bay, Kawasan Industri Konawe (Delong Nickel Tahap II), Delong Nickel Tahap III, dan Kawasan Industri Nanshan.

Saat ini Indonesia memiliki 15,4 GW kapasitas PLTU batu bara dalam tahap konstruksi, jumlah yang melampaui semua negara lain, kecuali Tiongkok dan India. Laporan itu juga mengungkapkan Indonesia memiliki 10,8 GW PLTU batu bara dalam tahap pra-konstruksi dan 11,2 GW rencana yang sudah ditangguhkan.

Namun, baru enam unit dalam tahap pra-konstruksi, dengan total kapasitas sebesar 2 GW dan telah menerima izin untuk memulai konstruksi.

“Pasca komitmen iklim terbaru dari Cina, Korea Selatan, dan Jepang kapasitas PLTU batu bara dalam pembangunan secara global relatif menurun. Penurunannya akan semakin besar jika negara-negara pendukung utama proyek PLTU di Indonesia itu menarik diri dari proyek-proyek yang masih direncanakan untuk memenuhi target komitmen iklim mereka.” kata peneliti Trend Asia Andri Prasetiyo.

Sementara itu, laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) bulan ini memastikan bahwa penurunan batu bara secara radikal harus terjadi pada dekade ini sebab dunia sudah tidak memiliki anggaran karbon (carbon budget) untuk pembangunan PLTU batu bara baru.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...