Sinyal Resesi Global Menguat, Harga Minyak Turun 7% ke US$98,3 / Barel

Muhamad Fajar Riyandanu
13 Juli 2022, 17:08
harga minyak, resesi,
Pertamina Hulu Energi
Pengeboran migas lepas pantai. Harga minyak kembali terkoreksi tajam dipicu oleh sinyal resesi yang menguat.

Harga minyakmengalami koreksi tajam hari ini, Rabu (13/7), dipicu oleh menguatnya sinyal resesi ekonomi dunia. Selain itu, ekonomi Cina juga diprediksi melambat imbas penguncian wilayah (lockdown) Covid-19 berkepanjangan yang berpotensi menekan permintaan energi.

Cina merupakan negara pengimpor minyak terbesar di dunia serta pengkonsumsi bahan bakar terbesar kedua setelah Amerika Serikat (AS). Merosotnya harga juga dipengaruhi oleh menguatnya persediaan minyak AS sedikit melonggarkan pasokan di pasar.

Selain itu, sementara permintaan mungkin melemah, pasokan telah bertahan dari tekanan yang didorong oleh sanksi Barat terhadap Rusia, yang kini telah menemukan pasar baru untuk minyak mentah dan produk minyak olahannya di Cina, India, dan Amerika Selatan.

"Kita telah melewati titik di mana pasar paling ketat, dan kita akan melihat persediaan minyak naik dan harga moderat. Cina adalah bagian besar dari itu yang telah menjadi pendorong permintaan minyak dalam 10 tahun terakhir," kata presiden Strategic Energy and Economic Research Michael Lynch, seperti dikutip The New York Times.

Harga minyak acuan internasional, Brent hari ini sempat menyentuh US$ 98,3 per barel atau turun sekitar 7%. Meski demikian harga Brent kini kembali bangkit ke US$ 100,51 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) sempat mencapai US$ 94,3 per barel dan kini berada di US$ 96,94 per barel, terendah dalam tiga bulan terakhir.

Sementara itu data American Petroleum Institute menunjukkan stok minyak mentah AS naik sekitar 4,8 juta barel pada pekan kedua bulan Juli. Persediaan bensin juga naik 3 juta barel, sementara stok sulingan naik sekitar 3,3 juta barel.

Para investor telah menjual posisi minyak di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga yang akan memicu resesi ekonomi dan memukul permintaan minyak. Harga turun lebih dari 7% di sesi sebelumnya di tengah perdagangan sebelumnya.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...