Arab Saudi Tolak Intervensi Pasar, Harga Minyak Bangkit ke US$ 106
Harga minyak mentah dunia bangkit mendekati US$ 107 per barel hari ini, Selasa (19/7). Arab Saudi menolak untuk mengintervensi pasar setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta agar negara produsen utama dunia tersebut meningkatkan produksi minyaknya.
Harga minyak acuan dunia Brent hari ini menyentuh US$ 106,8 per barel naik lebih dari US$ 6 per barel dibandingkan sehari sebelumnya. Sementara West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di US$ 103,4 per barel, naik dari US$ 96,07.
Kenaikan didorong oleh keputusan Arab Saudi yang menolak untuk mengintervensi pasar energi dengan meningkatkan produksinya dan menjinakkan harga minyak dunia seperti permintaan Presiden AS Joe Biden.
Negara produsen minyak utama dunia itu diyakni lebih memilih untuk menyerahkan harga pada mekanisme pasar dan hasil pertemuan anggota-anggota OPEC dan sekutunya, terutama Rusia, atau dikenal dengan OPEC+ pada 3 Agustus mendatang.
Bahkan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan bahwa pertemuan dengan Biden pada akhir pekan lalu tidak membahas soal minyak. “OPEC+ akan terus menilai kondisi pasar dan melakukan apa yang diperlukan,” ujarnya.
Sebelumnya pemerintah Arab Saudi juga telah berulang kali mengindikasikan bahwa mereka tidak akan bertindak secara sepihak menentukan produksi dan pasokan. “Arab Saudi lebih suka mengelola pasar melalui OPEC+, bukan melalui langkah sepihak,” kata analis Center for Strategic and International Studies (CSIS) Ben Cahill.