Jokowi Minta BUMN Garap Proyek Abadi LNG Blok Masela Bersama Inpex

Muhamad Fajar Riyandanu
28 Juli 2022, 18:38
jokowi, blok masela, abadi lng, jepang, inpex, bumn
Katadata/Ratna Iskana
Blok Masela.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan kepada Menteri Investasi Bahlil Lahadalia agar segera menunjuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau perusahaan migas nasional untuk menjalankan pengembangan proyek Lapangan Abadi LNG, Blok Masela.

Hal tersebut disampaikan Presiden usai melakukan pertemuan dengan perdana menteri Jepang di The Japan CEO Meeting dengan KBRI Tokyo, Jepang pada Rabu (27/7).

"Kita tahu semua bahwa ada konsorsium dari Inpex ini keluar (Shell) dan Presiden sudah memerintahkan yang keluar ini (Shell) digantikan oleh pengusaha nasional baik itu melalui Indonesia Investment Authority (INA) atau BUMN," ujar Bahlil dikutip dari Kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis (28/7).

Bahlil menambahkan, dengan masuknya BUMN di Blok Masela, Presiden Jokowi berharap produksi dan lifting migas nasional bisa meningkat. "Jika itu bisa dilakukan, ini akan mampu menciptakan produski migas dan pertumbuhan ekonomi," ujar Bahlil.

Progres proyek Abadi LNG Blok Masela masih mandek usai mundurnya perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Belanda, Shell Upstream Overseas pada Juli 2020. Padahal proyek ini ditargetkan onstream atau mulai berproduksi pada 2027.

Sebelum menarik diri dari proyek LNG Blok Masela, Shell menguasai 35% saham participating interest (PI) yang nilainya diperkirakan US$ 800 juta hingga US$ 1 miliar. Sisanya dikuasai Inpex asal Jepang sebesar 65%.

SKK Migas menargetkan Inpex Corporation harus mendapatkan mitra dalam menggarap proyek Abadi LNG Blok Masela pada akhir tahun ini. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, mengatakan pihaknya akan mengupayakan agar Inpex mendapat mitra tahun ini.

Sembari mencari mitra, Inpex akan merampungkan persetujuan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan pembebasan lahan non-hutan. "Abadi Masela target tahun ini harus selesai mengenai parthership dan juga studi CCUS," kata Dwi saat ditemui wartawan di Kantor SKK Migas pada Jumat (15/7).

Dia menambahkan bahwa SKK Migas juga masih menunggu hasi revisi rencana pengembangan yang diajukan oleh Inpex dengan memasukkan fasilitas penangkapan, penyimpanan, dan pemanfaatan karbon (carbon capture, utilisation and storage/CCUS).

Adapun rencana pengembangan tersebut baru bisa diajukan ke SKK Migas jika Inpex sudah mendapat rekan pengelola pengganti Shell yang memutuskan hengkang dari proyek Abadi Masela. Proyek ini ditargetkan onstream atau mulai berproduksi pada kuartal II 2027 dengan biaya investasi US$ 19,8 miliar.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...