Harga BBM Nonsubsidi Disarankan Turun Jika Harga Minyak US$ 90 / barel

Muhamad Fajar Riyandanu
29 Juli 2022, 15:04
harga bbm, pertamina, harga minyak
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/tom.
Petugas mengisi BBM kendaraan di Rest Area 275 A Penarukan, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (28/4/2022).

Pertamina sepanjang tahun ini telah beberapa kali menaikkan harga BBM non subsidi Pertamax Turbo, Dex, dan Dex Lite, seiring naiknya harga minyak. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan jika harga minyak turun maka harga BBM nonsubsidi juga akan diturunkan.

Lalu pada harga minyak berapa perusahaan migas pelat merah itu disarankan agar menurunkan harga BBM nonsubisidinya? "Kalau harga minyak dunia di angka US$ 90 per barel selama 3 bulan, harusnya harga BBM non subsidi bisa turun," kata Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan kepada Katadata.co.id, Jumat (29/7).

Dia menambahkan bahwa ini juga berlaku pada elpiji nonsubsidi karena harga gas contract price (CP) Aramco otomatis akan turun seiring harga minyak. Menurut Mamit penurunan harga ini patut dilakukan sebagai bentuk implementasi komitmen penyesuaian harga.

Pertamina menaikkan harga BBM nonsubsidinya untuk keempat kalinya sepanjang tahun ini pada awal Juli 2022. Pertamax Turbo naik dari Rp 14.500 menjadi Rp 16.200 per liter, Pertamina Dex naik dari Rp 13.700 menjadi Rp 16.500 per liter, dan Dexlite naik dari Rp 12.950 menjadi Rp 15.000 per liter.

Sebelumnya Pertamina sudah dua kali menaikkan harga Pertamax Turbo, Dex, dan Dex Lite pada Februari dan Maret. Kemudian pada April Pertamina menaikkan harga Pertamax dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 12.500 per liter.

"Saat ini harga BBM non subsidi milik Pertamina masih jauh lebih murah dari harga keekonomiannya. Saya kira semua produk yang dijual oleh Pertamina saat ini seperti Pertamax, Pertamina Dex, dan Dex Lite itu rugi," sambung Mamit.

Adapun harga minyak berjangka Brent, yang menjadi acuan dunia, pada Jumat siang (29/7) berada di level US$ 108,3 per barel, sedangkan minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) ditransaksikan di level US$ 97,88 per barel.

Harga minyak saat ini cenderung turun dibandingkan posisi Juni 2022 meski masih di atas US$ 100 per barel. Hanya minyak mentah AS yang sempat menyentuh di bawah US$ 95 per barel. Simak databoks berikut:

Di sisi lain, Nicke mengakui adanya kenaikkan harga minyak mentah global memberikan keuntungan tak terduga atau windfall di sektor hulu migas tanah air. Kondisi tersebut berdampak positif bagi pendapatan negara.

Namun, torehan windfall di sektor hulu migas harus diarahkan untuk menutup pengeluaran di sektor hilir, yakni menutup selisih antara harga keekonomian BBM dengan harga jual di masyarakat.

"Hari ini untuk crude itu 40% kita masih impor dan untuk produk itu 36% kita masih impor. Artinya pendapatannya 60% harus bisa nutup pengeluaran yang 100%. Kalau kita lihat ini subsidi silang," tukas Nicke.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...