Kecam Perang Rusia Ukraina, Menlu Retno: Bentuk Politik Bebas Aktif RI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan segenap pemimpin negara G20 mengecam perang Rusia Ukraina. Kementerian Luar Negeri atau Kemenlu menilai pernyataan sikap tersebut tidak melenceng dari politik internasional Indonesia yang bebas-aktif.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan politik bebas-aktif tidak sama dengan tidak memilih pihak. Menurutnya, politik internasional bebas-aktif adalah bebas untuk menentukan pendapat dan aktif dalam berkontribusi untuk perdamaian dunia.
"Kita menjalankan politik luar negeri yang berdasarkan prinsip-prinsip. Semuanya ada di UN Charter dan bisa dilihat konsistensi kita dalam berprinsip," kata Retno dalam konferensi pers di Bali International Convention Center atau BICC, Rabu (16/11).
Sebagai informasi, alasan pengecaman yang dilakukan oleh Indonesia adalah karena Rusia telah melanggar integritas wilayah Ukraina. Retno mengatakan posisi Indonesia sangat jelas dan konsisten saat membicarakan masalah integritas wilayah.
Retno menjelaskan seluruh putaran diskusi terkait posisi G20 dalam menyikapi Perang Rusia-Ukraina selalu berujung buntu. Pada putaran negosiasi terakhir, Retno mengatakan Kemenlu telah banyak melakukan negosiasi dengan Kemenlu negara-negara anggota G20.
"Ini usaha yang luar biasa, menggunakan aset diplomasi yang sudah cukup lama. Ini selalu jadi warna Indonesia, mencoba menjembatani semua perbedaan, sedalam apapun, selebar apapun perbedaan tersebut," kata Retno.
Oleh karena itu, Retno menilai Deklarasi Bali merupakan keberhasilan presidensi Indonesia dalam G20. Pasalnya, paragraf tentang perang Ukraina mengawali presidensi Indonesia dengan perbedaan.