Inflasi Amerika Mendingin, Harga Minyak Naik 2% ke US$ 87,33 per Barel

Happy Fajrian
13 April 2023, 08:54
harga minyak, inflasi, amerika, as
Dok. Chevron
Harga minyak bangkit ke level tertingginya sejak Januari 2023 seiring mendinginnya inflasi di Amerika.

Harga minyak naik 2% pada Rabu (12/4) atau Kamis (13/4) waktu Indonesia, ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan terakhir seiring dengan inflasi Amerika Serikat (AS) yang mendingin. Hal ini mendorong harapan bahwa The Fed semakin dekat untuk mengakhiri siklus kenaikan suku bunga.

Harga minyak Brent naik US4 1,72 atau 2,01% menjadi US$ 87,33 per barel, level tertingginya sejak Januari. Sedangkan harga West Texas Intermediate naik US$ 1,73 atau 2,1% ke US$ 83,26, level tertingginya dalam lima bulan terakhir.

Indeks harga konsumen (CPI) AS naik 0,1% bulan lalu setelah naik 0,4% pada Februari. Dalam 12 bulan hingga 31 Maret, CPI naik 5%, kenaikan tahunan terkecil sejak Mei 2021.

“CPI AS yang lebih lemah telah menimbulkan keraguan apakah Fed sekarang akan menaikkan suku bunga sama sekali bulan depan,” kata Fawad Razaqzada, analis broker StoneX. "Turunnya ekspektasi suku bunga mengurangi kekhawatiran resesi dan membantu mendukung harga aset berdenominasi dolar pada saat yang sama.”

Penasihat ekonomi utama Presiden AS Joe Biden dan mantan wakil ketua Federal Reserve, Lael Brainard, juga mengatakan dia melihat inflasi turun. Dolar turun tajam setelah data tersebut. Mata uang AS yang lebih lemah membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.

Hedge fund membeli minyak berjangka di pasar selama beberapa hari terakhir untuk mengantisipasi peningkatan permintaan, kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...