PGN Ingin Pasok Smelter Vale dan Freeport, Upayakan dari Gas Domestik

Mela Syaharani
19 Desember 2023, 13:05
pgn, gas, smelter, vale, freeport
ANTARA FOTO/jojon/Spt.
Foto udara smelter milik PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023).

Pemerintah terus mengupayakan berlangsungnya hilirisasi sektor mineral dan batu bara, salah satunya dengan kewajiban pembangunan smelter-smelter bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Beberapa diantaranya seperti Vale Indonesia untuk smelter nikel dan Freeport untuk smelter tembaga.

Selain hilirisasi, pemerintah juga tengah mengebut target penurunan emisi (NZE). Guna mencapai target tersebut, operasional perusahaan dianjurkan untuk menggunakan gas menggantikan batu bara sebagai sumber energi bagi smelter tersebut.

Direktur Utama PGN, Arif Setiawan Handoko mengatakan ingin memasok gas untuk beberapa proyek smelter di Indonesia.

“Kami upayakan untuk pasok, karena mereka juga butuh gas. Jika PGN diberikan kepercayaan untuk memasok gas ke smelter-smelter, itu berarti mendukung hilirisasi,” ujarnya saat ditemui dalam acara Indonesia Mining and Energy Conference 2023 di Jakarta, Selasa (19/12).

Arif menyebut memasok gas bagi smelter merupakan sebuah keharusan bagi PGN sebagai BUMN yang diberi mandat untuk mendistribusikan gas merata ke seluruh Indonesia. “Mengenai asal gasnya, kami upayakan dari domestik,” ujar Arif.

Dia menjelaskan, mengenai sumber gas ini bergantung dari lokasi smelter tersebut. Melihat beberapa smelter ada di Sulawesi dan Papua yang mana pada pulau tersebut tidak ada pipa gas, maka Arif mengatakan akan menyalurkan gas melalui LNG.

“LNG ini kan kami punya produksi dari Tangguh, dari Dongi Soro, dari Bontang, cukup banyak. Nah, itulah yang sekarang kami sedang upayakan untuk mendapat alokasi LNG dari domestic liquefaction plant yang ada di Indonesia dulu,” jelas Arif.

Apabila tidak bisa mendapat gas dari domestik, Arif menyebut salah satu cara untuk memasok gas dengan melakukan impor. “Domestik kami utamakan dulu, impor itu belakangan. Mudah-mudahan sih tidak usah impor. Kalau memang nggak bisa, ya kita harus berupaya,” kata dia.

Dia menjelaskan, untuk impor gas ini masih perlu mengantongi izin pemerintah. Selain itu juga harus melakukan perhitungan secara global atau dari atas. “Dari helicopter view, APBN, beban APBN kita untuk neraca perdagangan juga kan akan terpengaruh dengan kalau kami impor,” ucapnya.

Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...