Pengguna Digital Banking BCA Melonjak Signifikan Selama Pandemi Corona

Image title
15 Juni 2020, 18:46
digital banking bca, pandemi corona, transaksi perbankan, transaksi digital
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pengunjung mencoba produk perbankan digital BCA. Imbas pandemi corona, transaksi perbankan melalui kanal digital melonjak tajam, alhasil hanya 1,5% transaksi yang dilakukan di kantor cabang.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan lonjakan pengguna layanan perbankan digital sejak 10 tahun terakhir. Bahkan, akibat pandemi corona atau Covid-19  jumlah nasabah BCA yang menggunakan layanan mobile banking maupun internet banking semakin melonjak.

Wakil Presiden Direktur BCA Suwignyo Budiman mengungkapkan bahwa sejak terjadinya pandemi corona, transaksi keuangan di kantor cabang hanya tersisa 1,5% dari total seluruh transaksi yang dilakukan nasabah.

Angka tersebut lebih kecil dibandingkan posisi per 31 Desember 2019 dimana nasabah yang bertransaksi di kantor cabang porsinya sebesar 2%. Selebihnya yaitu 44% menggunakan layanan mobile banking, internet banking 29%, dan anjungan tunai mandiri (ATM) 24%.

“Sejak adanya pandemi corona, transaksi di kantor cabang tinggal 1,5% dari total keseluruhan, tapi kontribusinya hampir 50% dari total nilai keseluruhan transaksi,” kata kata Suwignyo dalam salah satu sesi Webinar yang diselenggaralan oleh Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPII), Senin (15/6).

(Baca: Bank Ramai Beralih ke Digital, BCA Ramal Dua Pekerjaan Hilang)

Dia memaparkan, per 31 Desember 2019, transaksi mobile banking kontribusinya hanya 8% dari total nilai transaksi, sama dengan transaksi yang menggunakan ATM. Sisanya sebesar 34% nilai transaksi berasal dari transaksi internet banking.

Dengan kondisi seperti itu, Suwignyo menilai peran kantor cabang tak sepenuhnya bisa digantikan oleh layanan digital. Pasalnya, jika ingin setor tunai dengan jumlah Rp 100 juta nasabah tetap harus ke kantor cabang. Begitu juga ketika hendak menarik uang lebih dari Rp 50 juta.

“Ini transaksi yang simple saja setor tarik tak bisa dilakukan secara digital. Jadi mau tak mau cabang harus ada. Layanan lain yang harus ke cabang yakni pinjam uang dengan jumlah banyak,” ujarnya.

Persaingan Layanan Digital Banking Kian Ketat

Di sisi lain, era digital yang menyebabkan persaingan layanan digital semakin ketat. Terlebih, menurutnya, nasabah tak akan pernah puas terhadap setiap layanan yang diberikan oleh perbankan. Nasabah, selalu ingin mencari yang mudah, aman, cepat, cermat dan bahkan murah.

(Baca: BCA, Artos dan Fenomena Bank Digital di Indonesia)

Oleh karena itu bank kini dituntut untuk berinovasi demi menghadirkan layanan digital yang dibutuhkan masyarakat. “Namun, jika kita tanya penyelenggara bank maupun fintech mereka juga merasakan bahwa pelayanannya belum sempurna. Sebetulnya, ini menjadikan persaingan semakin ketat,” ujarnya.

Menurutnya, di era keterbukaan kini, inovasi menjadi kunci untuk memenangkan persaingan yang semakin kompetitif. Itu sebabnya, inovasi harus dibudayakan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan tatanan nilai baru.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...