Terkena Sanksi Barat, Rusia Pakai Yuan untuk Transaksi Internasional

Happy Fajrian
19 Agustus 2022, 08:51
rusia, yuan, cina, mata uang, swift
123RF.com/Nat Bowornphatnon
Rusia menjadi negara ketiga pengguna yuan terbesar di dunia, di luar Cina, setelah terkena sanksi dilkeluarkan dari SWIFT.

Rusia beralih menggunakan mata uang Cina, yuan, untuk melakukan transaksi pembayaran internasional setelah terkena sanksi dari negara barat dengan dikeluarkan dari sistem keuangan global SWIFT.

Bahkan sebelum sanksi dijatuhkan atas invasi Ukraina, Rusia tidak masuk dalam daftar pengguna yuan terbesar dalam daftar bulanan yang diterbitkan oleh SWIFT.

Kini Rusia menduduki peringkat ketiga dalam daftar negara di luar Cina daratan sebagai pengguna terbesar yuan untuk pembayaran internasional. Adapun Hong Kong menempati peringkat pertama dan diikuti Inggris.

Menurut daftar tersebut seperti dilaporkan Reuters, perusahaan dan bank Rusia terlibat dalam hampir 4% pembayaran yuan internasional pada Juli, naik 1,42% dari bulan sebelumnya, dan dari nihil pada Februari yang bertepatan dengan dimulainya invasi ke Ukraina.

Adapun Hong Kong menjadi sumber utama transaksi yuan di luar Cina daratan dengan porsi transaksi mencapai 73,8% dari total, diikuti Inggris yang menyumbang 6,4%.

Lompatan tiba-tiba Rusia dalam daftar akan mendukung argumen bahwa sanksi berhasil dan memaksa Rusia keluar dari sistem perbankan global berbasis dolar AS. Tapi di sisi lain membuat hubungan Moskow dan Beijing menjadi lebih dekat.

Bersamaan dengan dampak pada sektor keuangan, ratusan perusahaan besar Barat telah menarik atau memotong operasi mereka di Rusia sebagai reaksi terhadap perang.

Sementara itu, Rusia telah mengembangkan sistem pesan keuangan bergaya SWIFT, membuat rekening khusus di beberapa bank yang masih belum disetujui dan terus memperdagangkan ekspor utama seperti minyak dengan negara-negara dari Cina dan India ke Turki.

Data SWIFT terbaru juga mengkonfirmasi bahwa rubel tidak lagi berada di antara 20 mata uang global teratas yang digunakan di pasar pembayaran internasional. Pada Desember rubel berada pada peringkat ke -16 dengan pangsa 0,3% dalam hal nilai transaksi.

Namun sejak jatuhnya sanksi barat, rubel tak lagi masuk daftar tersebut. Adapun empat tempat teratas dalam daftar itu dipegang oleh dolar AS, euro, pound Inggris, dan yen Jepang diikuti oleh yuan di tempat kelima.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...