Rupiah Diramal Terus Menguat Ditopang Kenaikan Suku Bunga BI 25 bps

Abdul Azis Said
24 Agustus 2022, 09:35
nilai tukar, rupiah, rupiah menguat, suku bunga, bank indonesia
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022).

Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis enam poin ke level Rp 14.844 per dolar AS di pasar spot pagi ini, Rabu (24/8). Keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga 25 bps kemarin diramal bisa mendorong penguatan rupiah di tengah sentimen kenaikan bunga The Fed yang kembali menguat.

Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik menguat dari posisi pembukaan ke level Rp 14.829 pada pukul 09.20 WIB. Ini melampaui level penguatan kemarin yang ditutup di Rp 14.838 per dolar AS.

Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi. Penguatan dialami won Korea Selatan 0,42% bersama peso Filipina 0,22%, dolar Hong Kong 0,04% dan ringgit Malaysia 0,02%. Sebaliknya, yuan Cina terkoreksi 0,28% bersama baht Thailand 0,24%, dolar Singapura 0,17%, dolar Taiwan 0,03%, yen Jepang 0,05%, sedangkan rupee India stagnan.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah akan menguat ke arah Rp 14.800 berkat kenaikan suku bunga acuan BI. Namun sentimen kenaikan bunga The Fed bisa mendorong rupiah melemah ke arah Rp 14.870 per dolar AS.

"Kenaikan suku Bunga BI bisa mengimbangi kenaikan suku bunga acuan AS sehingga aset dalam rupiah bisa lebih menarik," kata Ariston dalam risetnya, Rabu (24/8).

BI mengumumkan kenaikan bunga 25 bps pada pertemuan kemarin. Dengan demikian. Level bunga acuan kini berada di 3,75%. Hal ini seiring dengan tekanan pada inflasi inti dan ekspektasi inflasi masih berisiko meningkat akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi dan inflasi volatile food.

Kenaikan bunga ini setelah lebih dari setahun terakhir kebijakan bunga tidak diubah. BI menyusul bank sentral lain di kawasan yang lebih dulu menaikan suku bunga seiring meningkatnya tekanan inflasi.

Ariston menyebut penguatan rupiah hari ini juga seiring rilis data ekonomi AS semalam. Data indeks manufaktur dan jasa serta penjualan rumah baru di AS menunjukkan kinerja lebih buruk dari ekspektasi sehingga memberikan tekanan terhadap dolar AS.

Namun, sentimen kenaikan bunga The Fed masih bertahan. Selain itu, dolar AS juga terlihat dalam konsolidasi menunggu komentar lebih lanjut dari The Fed soal bunga acuan pada pertemuan Jackson Hole pekan ini. Kembali menguatnya sentimen bunga The Fed ini bisa menahan penguatan rupiah hari ini.

Analis DCFX Lukman Leong juga menyebut pergerakan rupiah hari ini juga akan dipengaruhi dua faktor, kenaikan bunga BI dan pertemuan Jackson Hole. Namun ia melihat kecenderungan pelemahan pada rupiah. Nilai tukar diperkirakan melemah dan bergerak di rentang Rp 14.825-14.950 per dolar AS.

"Pelaku pasar menantikan pertemuan Jackson Hole yang akan dimulai besok dengan mengantisipasi pernyataan hawkish dari Gubernur The Fed Jerome Powell," kata Lukman dalam risetnya.

Namun, pelemahan mungkin tidak akan terlalu dalam seiring keputusan BI menaikkan bunga kemarin. Komentar Gubernur BI Perry Warjiyo kemarin juga dinilai cukup 'hawkish' sehingga mendorong penguatan rupiah.

Reporter: Abdul Azis Said

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...