WhatsApp Rentan Diretas, Ini 5 Cara Pencegahannya
Facebook baru-baru ini mengumumkan bahaya peretasan aplikasi WhatsApp pengguna yang dilakukan melalui pengiriman file video dengan ekstensi .mp4 dan .gif dari orang lain. Peretas bisa mengambil alih penggunaan WhatsApp dari jarak jauh setelah pengguna mengunduh file tersebut.
Peretasan ini menyasar pengguna WhatsApp Android dengan versi sebelum 2.19.274, iOS dengan versi sebelum 2.19.100, Windows Phone sebelum 2.18.368, dan Enterprise Client dengan versi sebelum 2.25.3. Ancaman keamanan terhadap WhatsApp bukan sekali ini terjadi.
Seperti dilansir CNN.com, WhatsApp pernah dimasuki virus penyusup atau pencuri data (spyware) Pegasus milik NSO Group dari Israel. Kejadian ini terjadi antara Januari 2018 hingga Mei 2019. Perusahaan itu meretas 1.440 akun pengguna WhatsApp dan mengakses pesan pada perangkat yang disasarnya.
Untuk mencegah terjadinya peretasan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan pengguna yang kami rangkum dari berbagai sumber.
1. Memperbarui aplikasi secara teratur
Pembaharuan aplikasi dari pengembang tentu didasari atas perbaikan atas kekurangan atau celah di versi sebelumnya. Pada kasus ini, Facebook memperbaiki celah dengan fitur-fitur keamanan terbaru. Salah satunya adalah fitur sidik jari (fingerprint) untuk membuka aplikasi WhatsApp. Fitur ini memudahkan pengguna melindungi pesan-pesan dalam aplikasinya yang bersifat rahasia.
2. Selektif saat menyimpan kontak
WhatsApp menggunakan nomor telepon sebagai syarat utama pembuatan akunnya. Dengan ini, orang-orang bisa menghubungi kita di luar ataupun di dalam aplikasi WhatsApp. Namun, pengguna tidak bisa tahu manakala ada seseorang yang menyimpan nomornya. Untuk itu, ada baiknya pengguna mengecek privasi akun masing-masing dan tidak asal membagi nomor telepon.
(Baca: Cegah Peretasan Lewat MP4, Facebook Imbau Pengguna Ubah Versi WhatsApp)
3. Mengatur privasi undangan grup
Celah terbesar adalah dari grup WhatsApp. Ada kalanya orang yang tidak dikenal memasukkan pengguna secara asal ke dalam grup yang tidak jelas. Dengan bergabungnya seseorang di satu grup, semua orang bisa melihat nomor teleponnya. Kemungkinan pengguna lain menyimpan dan menyalahgunakan nomor pengguna lainnya tentu meningkat.