Aspek Geostrategis Kemaritiman Kawasan Perbatasan di Natuna - Arafuru

Sampe L. Purba
Oleh Sampe L. Purba
8 Februari 2020, 06:05
Sampe L. Purba
KATADATA/JOSHUA SIRINGO RINGO
Pergerakan Kapal Perang Republik (KRI) Teuku Umar-385 menghalau kapal Coast Guard China terlihat melalui layar yang tersambung kamera intai dari Pesawat Boeing 737 Intai Strategis AI-7301 Skadron Udara 5 Wing 5 TNI AU Lanud Sultan Hasanudin Makassar di Laut Natuna, Sabtu (4/1/2020).

Beberapa waktu yang lalu, Menlu Jepang mengunjungi Jakarta dan memberikan public address di Sekretariat Asean, dengan topik “Towards a new stage of cooperation in the spirit of gotong royong”. Mengawali kuliah umumnya, Menlu Toshimitsu menyinggung peristiwa baru-baru ini di Laut Natuna Utara, mengharapkan penyelesaian damai, dan menyambut hangat inisiatif ASEAN outlook on Indo Pacific.

Indonesia memiliki 10 wilayah kerja migas laut Natuna Utara, namun yang berproduksi saat ini hanya tiga. Berkontribusi sekitar 6% ke total produksi migas nasional. Terdapat setidaknya tiga wilayah kerja eksplorasi migas Indonesia di sisi timur ZEE Natuna yang masuk dalam peta klaim garis putus-putus (dash line) RRC. Termasuk di dalamnya adalah blok Natuna Timur, yang diperkirakan mengandung cadangan gas raksasa terbukti sebesar 46 triliun kaki kubik, yang ditemukan tahun 1980.

Ketiga, Perbatasan Laut Ambalat.

Di perairan Ambalat lepas pantai Pulau Sebatik, Indonesia menelan pil pahit kekalahan sengketa perbatasan dengan Malaysia. Indonesia kalah dari Malaysia di Mahkamah Internasional (international court of justice - ICJ), yang berakibat lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan pada 2002.

ICJ memenangkan Malaysia atas dasar doktrin effectivity yaitu rangkaian pengurusan efektif secara administratif dan  regulatif sejak zaman colonial. Juga berlanjut dengan pengurusan efektif seperti operasi mercusuar sejak tahun 1960-an yang tidak ditentang Indonesia. Pertanyaan hal batas-batas territorial dan maritim tidak masuk dalam pertimbangan ICJ.

Saat ini, terdapat tiga blok Migas Indonesia di laut Ambalat yang tumpang-tindih diklaim oleh Malaysia sebagai Blok ND6. Sekalipun wilayah kerja migas ini telah lama dikontrak kerjasamakan, hingga saat ini belum ada aktifitas nyata dan efektif di lapangan. Bahkan satu blok sudah dalam proses terminasi.

Hal-hal seperti ini hendaknya masuk dalam prioritas pemerintah. Spektrum permasalahannya adalah lintas sektoral. Pertimbangan pengusahaannya tidak boleh lagi berdasarkan perspektif keekonomian dan teknis semata. Kita tidak menginginkan kasus Sipadan Ligitan kedua terulang kembali.

Keempat, Laut Arafura.

Dalam buku putih Pertahanan Australia 2016, diungkapkan bahwa Indonesia merupakan mitra penting Australia, termasuk untuk mengkounter ancaman keamanan bersama. Indonesia diprediksi menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan militer di kawasan.

Stabilisasi regional di kawasan utara termasuk terhadap ancaman terorisme, penyelundupan senjata, orang maupun obat-obatan terlarang merupakan perhatian Australia. Modernisasi sistem pertahanan yang meliputi kesiapan personil, logistik, operasi, komando dan operasi pengendalian kemampuan patroli amfibi di perbatasan utara Australia dengan basis di Darwin juga salah satu prioritas Australia.

Untuk mendukung strategi pertahanannya, Australia bekerja sama di bidang pertahanan darat, penempatan radar dan pengawasan angkasa, serta keamanan siber dengan negara-negara aliansinya. Termasuk di dalamnya adalah pembangunan  radar satelit angkasa yang akan ditempatkan di Stasiun Komunikasi Angkatan Laut di Australia utara, yang pengoperasiannya secara bersama dengan Amerika Serikat.

Sejumlah pasukan marinir Amerika Serikat – yang dinamai Marine Rotational Force – dengan personil sekitar 2.500 orang rutin berlatih sekitar 6 bulan baik secara mandiri maupun bersama sama dengan pasukan Australia di Australia Utara. Pasukan tersebut dilengkapi dengan elemen pusat komando, pasukan tempur darat, pasukan tempur udara dan dua batalion logistik tempur, yang  bermarkas tetap di Okinawa Jepang.

Laut Arafura sangat kaya dengan sumber daya ikan. Pernah diberitakan bahwa nelayan Indonesia sering nyasar dan terbawa ombak hingga ke pantai Australia.  Perbatasan Indonesia Australia juga kaya dengan sumber daya migas. Indonesia memiliki satu blok migas yang dioperasikan oleh INPEX berasal dari Jepang, bersisian dengan perbatasan Australia. Blok Migas tersebut telah dikerjasamakan tahun 1998 dan dinyatakan ada temuan komersial migas pada tahun 2010. Cadangan gas sangat besar, lebih dari 18 TCF, belum lagi kondensat. Namun hingga saat ini migasnya belum diproduksi. Kepastian harga pasar dan penyerapannya adalah salah satu alasannya.

Sebetulnya Indonesia telah berpengalaman menghadapi kesulitan pasar seperti ini. Ketika di tahun 1970 an ditemukan lapangan gas raksasa di lepas pantai Kalimantan Timur, Presiden Suharto dengan cerdas dapat mengoptimalkannya. Kawasan hutan disulap menjadi kota Industri bernama Bontang. Listrik, fasilitas umum, pabrik pupuk dan petrokimia dibangun. Pelabuhan, bandara  dan kilang LNG dibangun. LNG yang mahal dijual ke luar negeri, sedangkan untuk pupuk dan petrokimia kebutuhan dalam negeri ditetapkan dengan harga yang lebih murah. Hingga saat ini buah kecerdasan Presiden Suharto masih kita nikmati.

Di sisi Australia, pada waktu yang hampir bersamaan dengan penemuan lapangan Abadi Inpex Indonesia,  ditemukan juga lapangan minyak dan gas raksasa, antara lain di lapangan Ichthys dan Bayu Undan. Australia telah mengeksploitasi dan memproduksi LNG serta menjualnya ke pasar Jepang, yang dahulu secara tradisional adalah pasar utama LNG Indonesia. Australia telah menghasilkan LNG yang sangat besar melalui fasilitaspengolahan LNG terapung Prelude dan Ichthys. Tahun 2019 Australia diprediksi menjadi negara eksportir terbesar dunia, menggeser Qatar dengan mengekspor 78 juta ton LNG.

Penutup

Indonesia adalah negara Maritim. Negara kepulauan. Sistem pertahanan negara Indonesia menganut doktrin pertahanan semesta. Menghadapi ancaman non-militer, unsur utama adalah lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan, dengan mempersiapkan komponen cadangan dan komponen pendukung yang handal. Sumber daya alam dan segenap warga negara (termasuk nelayan)  serta sarana dan prasarana nasional perlu disiapkan dan dikerahkan sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Di masa depan, diprediksi kalau ada perang, sifatnya adalah perang asymetris. Perang yang  lebih banyak mengandalkan teknologi dan siber. Karena itu, mempertahankan perbatasan negara dengan mengandalkan modernisasi alutsista, sekalipun dianggap baik, tidak lagi optimal. Bukankah teknologi juga cepat usang dan berkembang?

Ada paradoks dalam modernisasi peralatan militer. Setiap modernisasi militer satu negara hanya akan memancing negara tetangga untuk memperkuat militernya, yang pada akhirnya adalah semacam perlombaan persenjataan, yang cenderung memperkaya negara-negara produsen  senjata dan alutsista.

Sudahkah kita persiapkan sarana pendukung logistik, alat komunikasi yang handal? Sudahkah kita latih para pelaut dan nelayan tangguh yang merangkap komponen bela negara? Sudahkah kita sediakan kapal-kapal nelayan yang mampu bertarung dengan efek penggetar kalau ketemu kapal nelayan perompak dan maling di laut bebas? Sudahkah kita garap dan persiapkan infrastruktur pengusahaan sumber daya alam yang kompatibel dan sesewaktu dapat dikonversi secara mobil dan responsive untuk mendukung pertahanan negara di wilayah perbatasan?

Mengusahakan perbatasan, secara cerdas dengan memperkuat daerah terluar, terdepan dan tertinggal dengan aktivitas migas, kebaharian dan pemberdayaan masyarakat perbatasan akan jauh lebih efektif. It’s far beyond economy. Itu adalah investasi pertahanan. Itu menyangkut menjaga kedaulatan dan integritas wilayah suatu negara.

Halaman:
Sampe L. Purba
Sampe L. Purba
Praktisi Energi Global. Managing Partner SP-Consultant

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...