Menanti Tesla di Indonesia

Ade Febransyah
Oleh Ade Febransyah
8 Februari 2023, 10:00
Ade Febransyah
Ilustrator: Betaria Sarulina

Mereka membangun pabrik giganya di Shanghai juga karena pasar Tiongkok berkontribusi besar terhadap penjualan mobil Tesla di luar pasar Amerika. Dan pabrikan di Berlin tentunya ditujukan untuk memenuhi permintaan di pasar Eropa.

Dan mereka bisa membangun pabrik giganya hanya untuk battery packs seperti di Nevada untuk memasok kebutuhan pabrikan pembuat mobil. Ke depan bisa saja Tesla membangun pabrik giganya untuk menyiapkan battery packs dan komponen mobil dan sekaligus merakit mobil listriknya. 

Terlihat ada aturan berinvestasi dari Tesla, paling tidak sampai saat ini.  Mereka akan bangun pabrik giganya untuk produksi mobil di lokasi yang berdekatan dengan pasar yang besar. Tapi mereka bisa membangun pabrik giganya untuk produksi battery packs maupun komponen mobil yang terpisah dengan pabrik pembuat mobil listriknya. 

Kalau dituliskan investment constraint dengan bilangan intejer biner, persamaannya seperti ini XB + XM ≤ 1. Jika Tesla membangun pabrik mobil, XM = 1, maka Tesla tidak memproduksi battery packs, XB = 0 di tempat yang sama, atau sebaliknya. Aturan investasi tambahan lainnya adalah XM ≤ MM, yang menjelaskan Tesla akan membangun pabrik mobilnya, XM = 1, jika pasar (market) dari mobil yang diproduksi di dekat lokasi tersebut ada, MM =1

Melihat decision rule seperti itu, kalaupun Tesla memilih berinvestasi di Indonesia, mereka lebih memilih membangun gigafactory yang memproduksi baterai untuk mengamankan pasokan dan mineral-mineral utamanya demi pertumbuhan jangka panjang mereka.

Namun, pilihan Tesla untuk membangun gigafactory di Indonesia untuk menyediakan battery packs bisa saja menjadi tidak feasible. Tesla sudah meneken kontrak pembelian nikel dari dua perusahaan Tiongkok, Zhejiang Huayou Cobalt dan CNGR Advanced Material, yang sudah membangun pabriknya di Indonesia.

Dengan kemitraan ini, Tesla tidak harus membangun gigafactory-nya di sini. Nikel yang sudah diamankan pasokannya dari kedua perusahaan Tiongkok tersebut bisa langsung dikirimkan ke pabrik penyediaan battery packs mereka yang sudah ada atau ke mitra strategis pembuat battery cell, seperti CATL, Panasonic, dan LG Energy Solution. 

Menggunakan fast thinking dengan memperhatikan kedua perspektif di atas,  preferensi Tesla untuk tidak berinvestasi di sini menjadi lebih besar ketimbang keputusan berinvestasi. Harus ada perspektif lain yang dilihat Tesla untuk bisa menjustifikasi keputusan berinvestasi di Indonesia.

Ketiga adalah perspektif regulasi yang berpihak pada pengembangan ekosistem bisnis. Tesla ingin berinvestasi di sini jika ekosistem bisnis kendaraan listrik di Tanah Air akan tumbuh besar dan sehat. Ekosistem bisnis akan tumbuh dan sehat jika sisi pasar atau demand-nya ada dan tumbuh terus.

Dari sisi suplai, Tesla dan perusahaan-perusahaan pembuat lainnya juga akan tumbuh jika permintaan akan mobil listriknya ada, besar, dan bertumbuh. Di sinilah peran pemerintah di sisi support dari ekosistem menjadi krusial untuk menciptakan pasar mobil listik lewat purchase subsidy

Tengoklah bagaimana pemerintah Cina dan Norwegia yang menghidupkan ekosistem bisnis kendaraan listrik lewat penciptaan pasar dengan purchase subsidy. Mobil listrik jadi lebih terjangkau bagi masyarakat agar adopsi kendaraan listrik menjadi tinggi.

Berbeda dengan Norwegia yang tidak memiliki industri pembuat di sisi suplai, sisi suplai eksosistem di Tiongkok dipenuhi banyak pabrikan lokal pembuat kendaraan listrik, baterai dan komponen. Kebijakan pemerintah di sana memberikan subdsidi juga diperuntukkan untuk menghidupkan para pembuat di sisi suplai dari ekosistem bisnis kendaraan listrik. 

Khusus kepada Tesla, Beijing memberikan berbagai keringanan mulai dari pajak penjualan hingga pendaanaan miliaran dolar untuk pembangunan pabrik giganya di Shanghai. Kehadiran Tesla dan segala kemudahan yang diberikan oleh pemerintah Tiongkok merupakan desain besar pemerintah di sana untuk sungguh-sungguh membangun ekosistem bisnis kendaraan listrik.

Kehadiran Tesla dapat menyerap pasokan komponen dari pembuat lokal. Dan pabrikan-pabrikan mobil listrik di Cina juga dapat terus meningkatkan kemampuan dengan adanya kompetisi langsung dengan Tesla di pasar domestik. 

Pertaruhan besar pemerintah Tiongkok dengan memberikan kesempatan kepada Tesla bukan tanpa persiapan. Para pembuat lokalnya diberikan kemudahan dalam riset atau pengembangan (R&D) lewat dukungan dana riset dari pemerintah ke perusahaan. Selain itu, pemerintah di sana juga memberikan kucuran dana besar ke universitas-universitas untuk menghasilkan invensi yang dapat digunakan langsung oleh pembuat lokal dalam pengembangan produknya. 

Ilustrasi Tesla
Ilustrasi Tesla (123rf.com/Lukas Gojda)

Pengorkestrasi jejaring suplai 

Bagi pembuat seperti Tesla, di mana pun mereka beroperasi, tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan penciptaan nilai dalam ekosistem bisnisnya. Karena Tesla berada di sisi suplai dari ekosistem bisnis, maksimisasi penciptaan nilai bisa diterjemahkan sebagai meminimalisasi total biaya yang terjadi di rantai suplainya.

Di sinilah Tesla menjalani proses  slow thinking dengan mendekati problem keputusan berinvestasi sebagai problem optimisasi untuk menentukan solusi optimal berupa pabrik apa yang dibangun (what), di mana dibangun (where), dari siapa ke siapa semua aliran barang dalam rantai suplai (who), dalam jumlah berapa (how many) dan bagaimana aliran barang tsb dikirim (how it is transported) untuk memenuhi permintaan globalnya secara tepat kualitas, waktu dan biaya.

Jika Indonesia dianggap yang paling cost-effective untuk mendukung pertumbuhan jangka panjangnya, bersiaplah. Tesla is coming here

Halaman:
Ade Febransyah
Ade Febransyah
Guru Inovasi Prasetiya Mulya Business School
Editor: Sorta Tobing

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...