Menelaah Bisnis dan Risiko IPO Pertamina Hulu Energi

Sampe L. Purba
Oleh Sampe L. Purba
23 April 2023, 10:24
Sampe L. Purba
Ilustrator: Betaria Sarulina

Dalam beberapa pemberitaan, terungkap bahwa PT Pertamina selaku holding perusahaan energi di Indonesia akan menawarkan untuk pertama kalinya saham dari sub holding upstream, yaitu PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ke publik. PHE adalah satu dari enam sub holding yang bertanggung jawab mengelola dan mengurus aset-aset hulu (eksplorasi hingga produksi) dan portofolio migas Pertamina.

Keberhasilan initial public offering/IPO ini akan menandai era baru bagi Pertamina grup sebagai pembawa bendera perusahaan energi migas Indonesia, yang dikelola sejajar dengan world class energy company lainnya.

Produksi migas PHE grup pada 2022 berada pada kisaran 800 MBOEPD atau sekitar 50% dari produksi migas nasional. PHE mengelola sekitar 40 wilayah kerja migas domestik baik sebagai operator maupun non-operator, serta memiliki lebih dari 20 wilayah kerja migas internasional di lebih dari 10 negara.

Laporan keuangan audited konsolidasi Pertamina pada 2021 menunjukkan total aset sebesar US$ 78.051 juta. Pertamina juga mencatatkan laba setelah pajak US$ 2.239 juta. Adapun aset PHE US$ 28.478 juta atau 36,49% dari total aset Pertamina. Laba PHE setelah pajak sebesar US$ 2.953 juta.

Hal ini menunjukkan bahwa PHE yang terutama menghasilkan laba bagi Pertamina. Namun perusahaan pelat merah ini menanggung rugi atas sebagian tugasnya, terutama dalam melaksanakan pelayanan publik (public service operation) yang dibebankan pemerintah seperti penyediaan bahan bakar minyak bersubsidi maupun LPG hingga ke pelosok Republik Indonesia.

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam satu kesempatan mengenai transformasi holdingisasi Pertamina telah menggariskan bahwa pada tataran holding, fungsi Pertamina adalah sebagai integrator bisnis dan pembuat kebijakan strategis mulai dari hulu hingga hilir. Adapun sub holding menjalankan fungsi pengelolaan bisnis.

Untuk itu, Pertamina menggunakan instrumen pembuatan kebijakan, pengurusan, pengelolaan, dan pengawasan strategis untuk memastikan alignment dan keselarasan sub holding dalam mengemban fungsi BUMN sebagai tangan negara.

Hal ini untuk menggerakkan perekonomian nasional, membina usaha kecil dan menengah, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Para insan profesional perwira Pertamina tidak perlu ragu-ragu dalam berinovasi dan berkreasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

LIFTING MINYAK ARCO ARDJUNA
Lifting minyak ARCO ARDJUNA (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.)

Penawaran Saham Perusahaan Migas ke Publik

Penawaran saham perusahaan migas ke publik –secara domestik maupun di pasar internasional- merupakan hal yang lazim di dunia. Penawaran saham tersebut memiliki dua perspektif yaitu korporasi dan geostrategis internasional.

Perspektif korporasi adalah untuk mendapatkan dana segar, meningkatkan kinerja keuangan, memperluas cakupan bisnis, memperkokoh citra perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan. Adapun perspektif internasional antara lain untuk mendapatkan mitra strategis, baik dari sisi permodalan, teknologi dan pasar. Selain itu sebagai bagian dari diplomasi ekonomi dan politik, dan sampai tingkat tertentu dapat menjadi bagian dari instrumen hegemoni dan proxy pemerintahnya.

Perusahaan-perusahaan besar seperti ExxonMobil, Shell, Chevron, BP, Conocophillips hingga perusahaan swasta nasional Medcoenergi memperluas dan memperkuat jaringannya, antara lain, dengan membuka diri ke pasar dan pemodal umum, seperti melalui IPO dan penawaran saham berkelanjutan. Medcoenergi menjadi salah satu contoh sukses perusahaan nasional yang mengambil alih wilayah-wilayah kerja migas asing di Indonesia secara profesional.

Beberapa contoh IPO kelas dunia dapat ditunjukkan di sini. Saudi Aramco -badan usaha milik negara migas Kerajaan Saudi Arabia- dengan marketing, riset pasar, serta underwriter yang terukur berhasil mendapatkan dana segar dari IPO hampir US$ 26 miliar hanya dengan menjual 1,5 % sahamnya di bursa dunia.  

Gazprom –perusahaan terintegrasi BUMN migas terbesar Rusia- berhasil meng-IPO-kan perusahaannya, membagikan sebagian sahamnya kepada masyarakatnya, serta menjual sahm hingga ke negara-negara Eropa. Dalam konteks perang Rusia di Ukraina, hal ini membuat para pemegang saham lintas negara juga berkepentingan agar harga saham Gazprom tidak melemah.

CNPC – BUMN migas RRC ber-IPO di pasar dunia, serta menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan-perusahaan minyak di berbagai negara mitra dalam bingkai kerja sama bisnis, infrastruktur dan pembangunan (belt road initiative – BRI). Petronas Chemicals (BUMN Malaysia) pada 2010 melaksanakan IPO dan memperoleh dana segar US$ 2,8 miliar.

Bisnis, Risiko, dan Tata Kelola Perusahaan Go Public

Berdasarkan konstitusi dan perundang-undangan di Indonesia, tidak ada halangan bagi BUMN migas untuk melakukan penetrasi pasar dengan memperluas kepemilikan publik atas sahamnya. Undang-Undang Dasar 1945, khususnya Pasal 33, memberi koridor yang jelas yakni terkait dengan penguasaan oleh negara dan penggunaan hasilnya untuk kesejahteraan rakyat.

Halaman:
Sampe L. Purba
Sampe L. Purba
Praktisi Energi Global. Managing Partner SP-Consultant

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...