Seperti juga tim sukses Prabowo, tim Jokowi juga ingin mendulang suara di kandang lawan. Menurut Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding, Jokowi bahkan sudah unggul di Jabar. Dari survei internal TKN, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Jawa Barat saat ini mencapai 47 persen. Sementara elektabilitas Prabowo-Sandi masih 42 persen.

Yusril-Jokowi
(BIRO PERS PRESIDEN)

Meski unggul, Abdy Yuhana, Sekretaris Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf, mengakui, elektabilitas Jokowi-Maruf masih belum aman. Menurutnya, lemahnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih terasa di sejumlah daerah di Jawa Barat seperti Priangan Barat dan Timur. Wilayah Priangan Barat meliputi Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kota Sukabumi.

Sedangkan wilayah Priangan Timur mencakup Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran. Elektabilitas Jokowi juga masih lemah di daerah perbatasan dengan Jakarta seperti Bekasi, Depok, dan Bogor.

Informasi yang diperoleh Katadata, survei tim Jokowi menemukan, elektabilitas Jokowi memang unggul, namun stagnan. Hitungan internal tim, dari total 514 kabupaten/kota, Jokowi hampir pasti unggul di 260-an kabupaten/kota atau sekitar 50-an persen. Tetapi jumlahnya tidak banyak berubah. Sementara Prabowo-Sandi hampir pasti unggul di 60-an kabupaten/kota.

Mayoritas daerah basis Prabowo tersebut berada di Jawa Barat. Dan jumlahnya terus bertambah. Makanya, TKN menyasar Jawa Barat sebagai salah satu lumbung suara. Untuk menggarap Jawa Barat, tim Jokowi membentuk beberapa tim bayangan seperti tim Delta dan Bravo 5. Namun, efektivitas mereka sampai sekarang belum terlihat.

Pengamat politik yang juga Direktur Lembaga Survei Kelompok Diskusi Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) Hendri Satrio menilai, manuver Prabowo-Sandi untuk memindahkan markas pemenangan ke Jateng sebagai rencana brilian. Sebab, strategi yang harus ditempuh pasangan oposisi tersebut adalah memperkecil jarak atau selisih suara dengan Jokowi yang di daerah yang dulu menjadi basis Jokowi, terutama Jawa Tengah.

Jokowi dan Ma
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin menuju tempat peletakan batu pertama proyek pembangunan Menara MUI di Bambu Apus, Jakarta, Kamis (26/7). Menara MUI akan dibangun 20 lantai untuk mengakomodasi kegiatan MUI dan didanai dari wakaf, infak, sedekah dan skema reksadana syariah. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Sementara strategi tim Jokowi Untuk mendongkrak elektabilitas di Jawa Barat, menurut pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie, akan efektif dengan mendorong Maruf Amin sebagai votegetter. Figur Maruf sebagai ulama akan punya efek mendulang suara di Banten dan Jawa Barat yang bisa dikategorikan sebagai wilayah 'hijau'.

Untuk yang satu ini, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan juga mengakui, Maruf akan punya pengaruh jika aktif berkampanye. Problemnya, ia melihat, cawapres pasangan Jokowi ini belum banyak turun ke lapangan untuk berkampanye. "Kalau Pak Ma'ruf Amin belum banyak turun, kita harap ya (turun kampanye)," katanya usai memberikan pembekalan pada Rapat Kerja Nasional (Rakornas) tim Bravo 5.

Erick Thohir, Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, juga mengakui, stagnasi elektabilitas pasangan jagoannya karena sang cawapres belum aktif berkampanye. Ia mengungkapkan, selama ini yang dilakukan Ma'ruf hanya bersilahturahmi dan serta menguatkan basis tim pendukung. "Kalau nanti Abah (Maruf) sudah kampanye, wuih," ujarnya.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement