Pertumbuhan E-Commerce
Pertumbuhan E-Commerce (Katadata)

Prediksi Indonesia dapat memimpin pertumbuahan ekonomi Asia dinilai cukup beralasan. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan meski secara level masih kalah dibanding Vietnam, India, Cina, dan Filipina, namun akselerasi Indoneisa membaik. Apalagi keempat negara tersebut menunjukan perlambatan. Pertumbuhan Vietnam, misalnya, dari 6,4 persen pada kuartal keempat tahun lalu menjadi 5,4 persen di triwulan awal tahun ini.

Sedangkan Indonesia, dia memprediksi bisa tumbuh 5,1- 5,2 persen di kuartal satu 2016, lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya yang bertengger di level 5,04 persen. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relatif kuat. Cina melambat. Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina juga. Indonesia cenderung akselerasi,” kata David kepada Katadata.

Pada indikator investasi, Senior Ekonom ADB untuk Indonesia Priasto Aji mengatakan naiknya belanja modal pemerintah ke infrastruktur akan memberi sentimen positif terhadap perekonomian. Data yang ia miliki menunjukan investasi pemerintah terus meningkat. Tahun ini dia yakin pemerintah bisa mengeluarkan belanja infrastruktur lebih besar. Apalagi pembiayaan infrastruktur sudah tersedia setengah dari target.

“Tapi kami sadar pendapatan dari minyak dan gas (migas) akan turun. Tapi tax collection juga sudah mulai ditingkatkan. Perkiraan kami, defisit anggaran mencapai 2,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB),” ujarnya. (Lihat pula: Bangun Infrastruktur, Pemerintah Percepat Utang Rp 63 Triliun).

Kendati penerimaan minim dan diikuti pemotongan anggaran bukan prioritas, Priasto yakin ekonomi tahun ini tumbuh 5,2 persen. Sebab, belanja pemerintah akan meningkatkan investasi swasta di paruh kedua 2016. Selain itu didukung oleh bunga kredit yang menurun dan perbaikan iklim investasi. Anggaran besar juga tersalurkan dalam Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun investasi swasta mulai meningkat di semua sektor sejak Oktober 2015, kecuali pertambangan.

Sementara itu, konsumsi rumah tangga awal tahun ini diprediksi membaik. Hal itu didorong oleh penurunan harga Bahan Bakar Minyak yang menyebabkan inflasi pun berkurang. Dengan begitu, Priasto meyakini daya beli masyarakat akan naik. Hal ini berkebalikan dengan konsumsi rumah tangga tahun lalu yang sepanjang tahun terus menurun. Dari kuartal satu hingga empat, secara berturut-turut pertumbuhannya 5,01; 4,97; 4,96; dan 4,92 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2015
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2015 (Katadata)

Adapun net ekspor, menurut dia, masih terkontraksi. Namun penurunanya membaik dibanding kuartal-kuartal sebelumnya. Untuk memperbaiki ekspor ini perlu ada diversifikasi, terutama dengan memperbaiki ekspor jasa, yakni pariwisata.

Melihat kondisi terakhir, Menteri Bambang Brodjonegoro juga meyakini ekonomi kuartal pertama bisa membaik. Belanja modal hingga minggu ketiga Maret sudah mencapai Rp 8 triliun. Konsumsi rumah tangga juga ia perkirakan membaik. “Kuartal satu memang kondisinya rasa slow, tapi sesudahnya akan lebih kencang. Kalau pemerintah sudah spending cukup besar, biasanya swasta akan tertarik,” kata Bambang.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement