Belakangan, dalam paket kebijakan lanjutan yang dirilis BI 30 September lalu, BI mengoreksi kebijakannya. Ini kemudian dikoreksi BI dalam kebijakan pada 30 September lalu. “Tapi kelihatannya, BI menyadari kesalahan tersebut kemudian memperbesar volume foreign exchange swap, sehingga investor masuk dan menyerap rupiah dan obligasi menarik lagi,” kata dia.

Kedua, langkah Pertamina dan Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang keduanya merupakan perusahaan pengguna dolar AS terbesar, mengurangi permintaan valasnya di pasar keuangan. Dua BUMN ini langsung meminta dolar AS ke BI, sehingga permintaan dolar di pasar domestik langsung menciut. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan BI dengan melakukan intervensi yang mengakibatkan rupiah kembali menguat. “Itu kejadian Senin (5/10) ditimpali (BI), tapi tidak banyak,” kata Anton yang mendapat informasi tersebut dari para pelaku pasar valas.

Bursa Efek IndonesiaKetiga, yang juga membuat rupiah menguat tajam adalah penerbitan saham baru atau rights issue PT HM Sampoerna Tbk sekitar Rp 21 triliun atau senilai US$ 1,4 miliar. Mayoritas pembeli saham baru produsen rokok ini adalah investor asing. Alhasil, ada aliran dana dari luar negeri yang masuk ke pasar keuangan Indonesia. Sementara pembeli terbesar valas, seperti Pertamina, tidak lagi membeli dolar di pasar spot sehingga rupiah semakin menguat.

Kejadian tersebut memicu kepanikan pelaku pasar sehingga buru-buru melepas aset-asetnya dalam dolar AS.  “Makanya ada panic selling dolar AS yang membuat rupiah menguat secara tajam,” kata Anton.

Keempat, yang turut mempengaruhi penguatan rupiah adalah langkah pemerintah yang dikabarkan menarik pinjaman siaga (standby loan) senilai US$ 5 miliar dari Bank Pembangunan Asia (ADB). “Dana ini bisa disimpan dalam bentuk dolar AS.” Kombinasi faktor eksternal dan empat faktor di dalam negeri inilah yang menyebabkan rupiah melaju kencang hanya dalam waktu satu pekan terakhir.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement