Direktur Utama AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno mengatakan, dari 23.469 pergerakan selama satu pekan sebelum periode peniadaan mudik menjadi 8.087 pergerakan selama periode peniadaan mudik.  

"Kebijakan pemerintah untuk melarang mudik Lebaran 2021 untuk mencegah penyebaran covid-19 khususnya menggunakan transportasi udara, terbukti efektif," sebut Pramintohadi dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 18 Mei 2021. Namun, ia belum merinci data pada arus balik setelah lebaran.

Begitu juga jumlah penumpang kereta turun drastis selama masa larangan mudik lebaran. “Selama 9 hari masa peniadaan mudik (6 - 14 Mei 2021), KAI telah melayani 48.810 pelanggan non mudik, atau rata-rata 5.423 pelanggan per hari,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus.

Joni mengatakan rata-rata harian volume pelanggan tersebut turun 85% dibandingkan dengan rata-rata harian volume pelanggan saat masa pengetatan pra larangan mudik pada 22 April - 5 Mei 2021 yaitu sebanyak 36.435 pelanggan per hari.

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menilai penerapan kebijakan peniadaan mudik tahun ini cukup bagus. Sebab, hanya 1,5 juta masyarakat yang tetap nekat melakukan aktivitas mudik.

"Jumlah ini masih di bawah prediksi 3,1 juta yang ngeyel mudik. Kalau yang mudik di atas angka prediksi 3,1 juta barulah dikatakan gagal," ujarnya.

Antisipasi Pemerintah

Untuk mencegah lonjakan kasus, Menteri Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh kepala daerah untuk aktif melakukan upaya penanganan Covid-19 terutama pasca libur lebaran 2021. Sebab, ada kecenderungan peningkatan interaksi dan mobilitas masyarakat pada periode tersebut.

Petugas di daerah harus secara intensif menjalankan 3T, yakni pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment). Menurutnya, penguatan 3T sangat penting karena telah ditemukan sejumlah varian baru virus corona penyebab Covid-19.

Simak Databoks berikut: 

Lebih lanjut, Menkes menjabarkan bahwa Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan telah melakukan sejumlah persiapan untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus pasca libur lebaran.

Dalam keterangannya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa salah satu yang menjadi prioritas Kementerian Kesehatan adalah menyiapkan ketersediaan tempat tidur maupun ruang ICU khusus Covid-19.

Secara nasional jumlah jumlah tempat tidur yang disiagakan sebanyak 70 ribu unit dengan tingkat keterisian sekitar 20 ribu unit. Kemudian untuk ruang ICU khusus Covid-19 ada 7.500 dan tingkat keterisian 2.500 unit. Pihaknya meyakini, jumlah yang ada saat ini masih memadai.

''Jadi kita masih memiliki kapasitas tambahan sekitar 200% dari tingkat keterisian sekrang, mudah-mudahan pasca lebaran kenaikannya tidak setinggi itu,'' kata Budi.

Di samping kapasitas tempat tidur dan ICU, dari segi farmasi dan alat kesehatan serta tenaga kesehatan yang bertugas juga telah disiapkan. Kendati demikian, meski telah dilakukan sejumlah persiapan, pemerintah berharap agar potensi kenaikan kasus terkonfirmasi tidak akan terjadi.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika, Cahya Puteri Abdi Rabbi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement