• Electrum telah melakukan uji coba motor listrik melalui mitra pengemudi Gojek sejak awal tahun 2022.
  • Dalam catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ada 13 model motor listrik dari delapan merek yang memperoleh subsidi motor listrik dari pemerintah.
  • Electrum bekerja sama dengan berbagai perusahaan membangun ekosistem motor listrik dari hulu ke hilir.

Electrum, kendaraan listrik yang menjadi alat transportasi selama perhelatan G-20 di Bali resmi masuk dalam pasar persaingan motor listrik di Indonesia. Dengan tingkat komponen dalam negeri alias TKDN di atas 40%, mampukah perusahaan bersaing dengan merek motor listrik lain?

Bisnis patungan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) ini meluncur pertama kali pada November 2021. Perusahaan kini sedang membangun pabrik motor listrik di Zona E Kawasan Greenland International Industrial Center atau GIIC, Cikarang, Jawa Barat.

Pabrik motor listrik ini ditargetkan selesai pada pertengahan 2024 dan beroperasi di tahun yang sama. Electrum masih menggunakan sistem completely built up. Artinya, produk motor listrik Electrum diimpor dalam kondisi utuh.

“Kami akan luncurkan CBU akhir tahun ini,” kata Direktur Utama Electrum, Pandu Sjahrir usai konferensi pers di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (23/6). Perusahaan menargetkan produksi CBU mencapai 5.000 unit motor listrik.

Total investasi yang disiapkan Electrum hingga lima tahun ke depan mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun. Pabrik motor listrik Electrum–GoTo akan dibangun di atas lahan tiga hektare dengan pengembangan awal satu assembly line dan kapasitas 250 ribu motor listrik per tahun.

Secara keseluruhan, lahan pabrik cukup untuk empat assembly line, sehingga kapasitas produksi dapat mencapai satu juta unit motor listrik. “Kami targetkan TKDN minimum 40% tahun depan atau ketika pabrik selesai dibangun,” ujar Managing Director Electrum Patrick Adhiatmadja.

Sebelum Electrum meneguhkan diri terjun dalam industri motor listrik di Indonesia, mereka terlebih dulu melakukan survei pengembangan motor listrik ke Cina. Perusahaan juga telah melakukan uji coba motor listrik melalui mitra pengemudi Gojek sejak awal tahun 2022.

Hingga akhir tahun 2022, Gojek sudah menguji 500 kendaraan listrik dengan persebaran terbanyak di Jakarta Selatan. Tahun ini, Gojek menargetkan sekitar 5.000 pengemudi menggunakan motor listrik.

Motor listrik yang digunakan mitra pengemudi kabarnya dapat menghemat biaya bahan bakar sekitar 30% per bulan, atau sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu per bulan. Selain itu motor listrik memiliki kelebihan tarikan yang mulus dan jangkauan kendaraan jauh.

Groundbreaking pabrik motor listrik Electrum
Groundbreaking pabrik motor listrik Electrum (Katadata/Lenny Septiani)

Strategi Electrum Bersaing di Pasar Kendaraan Listrik

Sejak 20 Maret 2023, pemerintah memberi subsidi motor listrik sebesar Rp 7 juta untuk pembelian satu unit kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau KLBB roda dua. Program subsidi diberikan dengan kuota maksimal 200 ribu unit untuk tahun anggaran 2023, dan 600 ribu unit untuk tahun anggaran 2024.

Kebijakan ini merupakan upaya memenuhi komitmen mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% pada 2030. Pemerintah juga menargetkan net zero carbon pada  2060.

Nah, untuk mendapatkan subsidi itu, merek motor listrik harus memiliki TKDN di atas 40%. Artinya, Electrum berpeluang masuk dalam jajaran merek motor listrik bersubsidi, mengingat target minimal TKDN mereka sesuai syarat.

Dalam catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ada 13 model motor listrik dari delapan merek yang memperoleh subsidi motor listrik dari pemerintah sebesar Rp 7 juta tersebut.

“Jumlah perusahaan industri KBLBB roda dua tersebut telah memiliki sertifikat TKDN di atas 40%,” ujar Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, dalam siaran langsung yang disiarkan Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Situs Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kemenperin merilis merek-merek motor listrik yang mendapat sertifikat TKDN. Ada Viar New Q1 dengan produsen PT Triangle Motorindo mengantongi sertifikat TKDN 50,26%.

Merek motor listrik Rakata dengan model X5 mengantongi sertifikat TKDN 54,17%. Lalu, model Rakata S9 memiliki TKDN 55,78%.

Merek sepeda motor listrik Polytron resmi mengantongi sertifikat TKDN 45,31%. Gesits Raya dengan TKDN 60,3%. Lalu PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) melalui Selis E-Max dan model Agats juga telah mengantongi TKDN di atas 50%.

PT Smoot Motor Indonesia (Smoot) juga menjadi salah satu merek yang memenuhi kandungan lokal 40% dengan tipe Smoot Tempur dan Smoot elektrik Zuzu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement