Pebisnis Indonesia Melihat Masih Ada Peluang di Tengah Proteksionisme

Image title
Oleh Tim Redaksi
17 November 2019, 11:08
Dandy Pandi HSBC
KATADATA/JOSHUA SIRINGO RINGO

Survei HSBC Navigator juga mengungkap adanya peningkatan proteksionisme di seluruh dunia, seperti yang ditunjukkan AS dan Tiongkok dengan perang dagang. Namun, di sisi lain para pelaku usaha melihat ada prospek perdagangan yang bisa ditingkatkan di Asia Pasifik. Seperti apa gambarannya ke depan?

Satu fakta baru yang menarik dari survei ini, yaitu dunia bisnis di Indonesia merasa bahwa proteksionisme semakin marak di negara tempat mereka melakukan aktivitas bisnis. Namun, pebisnis di Indonesia memandang proteksionisme sebagai sesuatu yang positif, di mana sekitar 68% responden memperoleh keuntungan dibandingkan kerugian. Sebanyak 37% perusahaan di Indonesia (dibandingkan dengan 30% rata-rata global) memandang bahwa proteksionisme memberikan dampak yang positif bagi peningkatan daya saing sektor usaha Indonesia.

Dari sisi negatif, lebih dari sepertiga perusahaan menganggap pengenaan tarif akan menambah biaya usaha dan sekitar 32% mengatakan bahwa mereka harus berjuang untuk menghadapi standar regulasi. Sekitar 69% perusahaan juga merasakan dampak geopolitik.

Apa yang dilakukan dunia usaha untuk menghadapi peningkatan proteksionisme global ini?

Untuk mengatasi tantangan di atas, sekitar 40% perusahaan yang disurvei akan fokus pada penjualan online. Hal lain yang akan dilakukan adalah mengkaji kekuatan dari rantai pasokan (supply chain) di mana kuncinya adalah pada pemanfaatan sumber daya lokal serta memastikan tersedianya bahan baku dan energi. Kemudian, sekitar 32% perusahaan Indonesia yang disurvei akan menggunakan pertumbuhan yang kuat untuk meningkatkan cadangan modal. Hal ini dipandang sebagai salah strategi pertahanan (defence strategy) untuk menghadapi berbagai tantangan.

Tadi disebutkan tentang peningkatan penjualan online. Seberapa penting peran teknologi dalam sektor bisnis di Indonesia? Lalu, tren teknologi apa yang akan berkembang dalam beberapa tahun ke depan?

Perusahaan-perusahaan di Indonesia yang disurvei memandang teknologi sebagai hal yang penting. Beberapa hal seperti teknologi keamanan data (data security), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan Internet of Things (IoT) dianggap memiliki dampak signifikan terhadap bisnis masa mendatang bagi perusahaan di Indonesia. Teknologi ini dipandang sebagai hal yang dapat membantu dalam berbagai hal (multiple enablers) bagi upaya pengembangan bisnis, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas produk atau layanan dan meningkatkan keberlanjutan.

Sektor bisnis di Indonesia melihat Asia Pasifik sebagai penghubung (hub) utama bagi teknologi pada umumnya, meskipun AS dianggap sebagai hub terdepan di semua sektor teknologi. Sementara itu, Jepang juga berada pada peringkat yang cukup tinggi untuk keamanan data dan AI.

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa perlu mempertimbangkan manfaat dari teknologi 5G untuk memperkuat bisnis mereka. Sementara, perusahaan non-jasa perlu melakukan kajian atas teknologi robotik yang merupakan teknologi yang memiliki peringkat paling tinggi untuk sektor ini. Perusahaan yang mengedepankan keberlanjutan juga perlu mempertimbangkan pemanfaatan teknologi masa depan yang dapat membantu meningkatkan produksi dan memonitor sistem rantai pasokan secara lebih baik.

Secara umum, dari hasil survei ini apa yang dianggap menjadi tantangan ekonomi terbesar bagi para pengusaha di Indonesia ke depan?

Survei HSBC Navigator memang tidak menyebutkan secara spesifik apa yang menjadi tantangan ekonomi terbesar. Namun, terlihat bahwa faktor ekonomi global, proteksionisme dan geopolitik, serta kemampuan perusahaan untuk memastikan kekuatan dari rantai pasokan, energi, dan penggunaan teknologi digital menjadi hal yang disorot oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang disurvei.

Kami menilai, dengan pergeseran yang terjadi di tingkat regional dan domestik, semakin banyak perusahaan bergerak menuju era teknologi digital dan menciptakan ekosistem untuk mendukung perubahan itu. Untuk dunia bisnis di Indonesia, sangat penting untuk meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan penjualan, dan membiarkan pengusaha mengidentifikasi mitra strategisnya. Kami berkeyakinan, di mana ada pertumbuhan yang cepat, akan ada kompetisi yang ketat.

Tidak ada wilayah yang lebih jelas prospek bisnisnya daripada Asia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia lebih suka bertindak (take action) daripada hanya menunggu perubahan situasi dunia. Masa depan sektor bisnis Indonesia cerah apabila mereka bisa tetap positif dan proaktif, meningkatkan kemampuan agar sesuai dengan potensi mereka.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...