Pengembangan Startup Hadapi Persoalan Regulasi

Maria Yuniar Ardhiati
1 Agustus 2016, 18:00
Puspayoga
Arief Kamaludin | Katadata
Menteri Koperasi dan UKM

Bagaimana potensi startup sebagai penggerak koperasi dan UKM?

Kelompok startup ini berpotensi untuk menumbuhkan koperasi, baik koperasi multi-purpose mapun single-purpose. Selain itu, wirausaha muda berpeluang menumbuhkan perekonomian di level mikro, menciptakan lapangan pekerjaan, serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada akhirnya bisa mendongkrak kesejahteraan masyarakat.

Bagaimana kondisi pendanaan dan potensi startup saat in? Apakah mampu menandingi startup asing?

Dalam hal keterampilan dan kemampuan manajerial, startup dalam negeri dari segi kualitas tidak kalah dengan asing. Namun dari segi pendanaan dan profit, belum dapat menyaingi negara lain. Meski begitu, peluang di Indonesia juga masih besar.

Apa indikatornya?

Indikatornya adalah persentase e-commerce di negara maju dan Indonesia. Di negara-negara maju, e-commerce sudah mencapai 20 persen dari pengeluaran ritel. Sementara itu di Indonesia, angka ini baru mencapai sekitar 2 persen. Ini menandakan potensi pasar e-commerce yang luas ke depan.

Apa persoalan yang biasanya dihadapi startup di Indonesia?

Ada empat persoalan. Pertama, cara berpikir. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih berpikir mendapatkan pekerjaan setelah selesai sekolah maupun kuliah. Masyarakat memandang kewirausahaan sebatas usaha dagang atau bisnis. Padahal, wirausaha adalah individu yang memiliki kemampuan berpikit kreatif dan inovatif.

Kedua, kapasitas sumber daya manusia pelaku wirausaha yang masih rendah. Terkadang mereka kurang mampu dalam manajerial, kurang memahami bidang usaha yang digeluti, serta belum mahir mengelola adminstrasi maupun keuangan. Ketiga, adanya persoalan regulasi. Keempat, masalah permodalan.

Apa yang disiapkan Kementerian Koperasi dan UKM untuk mencegah startup gulung tikar?

Kami menyiapkan tenaga pendamping yang memiliki kompetensi dalam mengelola usaha pada setiap dinas provinsi maupun kabupaten, sebagai pendamping dalam menjalankan usaha.

Apa saja contoh startup yang berhasil di Indonesia?

Di Makassar, Sulawesi Selatan, ada Saudara Masdar yang membuka usaha sablon kaos bernama CV Mocers Clothing. Dengan modal awal Rp 15 juta, sekarang ia mempekerjakan enam pegawai. Omzet usahanya mencapai Rp 300 juta per bulan. Selain itu ada Saudari Ika di Medan, Sumatera Utara, dengan brand Ika Cookies. Ia mendapat permodalan Rp 18 juta. Sekarang, produksi kue keringnya mencapai ratusan lusin hingga beromzet Rp 300 juta.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...