Ragu-ragu Vaksinasi Covid-19
Masyarakat masih banyak yang ragu-ragu untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Bahkan di antaranya ada yang cenderung menolak vaksinasi, meskipun pemerintah sudah menggratiskannya. Hal iitu terungkap dalam serangkaian survei yang dilakukan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) pada November-Desember lalu.
Dalam periode survei 16-19 Desember, ada 40% responden yang menyatakan akan pikir-pikir dulu untuk memutuskan vaksinasi. Sedangkan 17% responden menyatakan menolak vaksin Covid-19. Angka yang yang ragu-ragu tersebut meningkat dibandingkan survei pada 25-28 November 2020, yakni ada 36% publik masih meragu dan 30% lainnya menolak vaksin.
Masih tingginya keraguan publik lantaran banyak informasi yang simpang siur sehingga menyebabkan kebingungan. Selain itu, vaksin Covid-19 yang akan dipakai di tanah air ada yang masih berstatus uji klinis. Hal ini menyebabkan masyarakat ragu akan efektivitas vaksin. Kondisi tersebut diperparah dengan kampanye kelompok anti-vaksin yang turut menyelipkan hoaks ketika menyebar informasi.
Pemerintah perlu bekerja keras untuk meyakinkan publik bahwa vaksin Covid-19 aman dan penting untuk digunakan melalui sosialisasi dan edukasi. Publik akan melakukan vaksinasi berdasarkan kesadaran, bukan karena pemaksaan. Selain itu, pemerintah perlu mengajak masyarakat terlibat dalam proses persiapan vaksinasi. Keamanan vaksinasi juga dibuktikan dari pemerintah jadi pihak pertama yang menerima vaksin.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan