Pengembangan Kilang Pertamina untuk Ketahanan Energi Nasional
Kilang Pertamina Internasional berkomitmen untuk melakukan pengembangan dan optimalisasi kilang-kilang. Caranya melalui peningkatan kapasitas pengolahan, kualitas produk, dan kompleksitas kilang dengan tujuan meningkatkan ketahanan energi nasional.
Salah satu inisiatif yang diambil adalah pembangunan Green Refinery di Cilacap. Pada fase 1, Green Refinery Cilacap memiliki kapasitas produksi sebesar 3 kilo barel per hari (KBPD) untuk Biofuel-Renewable Diesel/Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), dan 9 KBPD untuk Bioavtur - SAF J2,4%.
Bahan bakar diesel dan Avtur ini mengandung komponen nabati yang ramah lingkungan. Pada fase 2, kapasitas produksi HVO/SAF 100% ditingkatkan menjadi 6 KBPD.
Selain itu, Pertamina juga mengimplementasikan Refinery Development Master Plan di beberapa lokasi. Di Kilang Balongan, kapasitas pengolahan meningkat dari 125 KBPD menjadi 150 KBPD.
Kilang Balikpapan juga mengalami peningkatan kapasitas pengolahan dari 260 KBPD menjadi 360 KBPD, dengan kualitas produk setara EURO V dan Indeks Kompleksitas Nelson (NCI) meningkat dari 3,7 menjadi 8.
Kilang Lawe-Lawe Balikpapan dilengkapi dengan crude tank berkapasitas 2 kali 1 juta barel. Pertamina juga fokus pada peningkatan daya saing kilang di Plaju, Dumai, dan Cilacap dengan fokus pada kualitas gasoline. Selain itu, ada juga pengembangan New Diesel Hydrotreating (DHT) untuk meningkatkan kualitas bahan bakar diesel agar lebih ramah lingkungan di Kilang Cilacap dan Dumai.
Sementara itu, hilirisasi gas diimplementasikan melalui proyek Blue Ammonia di Bintuni dengan kapasitas kilang mencapai 875 kiloton per tahun (KTPA). Di Bojonegoro, kilang metanol dengan kapasitas 765 KTPA juga turut dikembangkan.
Selain pengembangan kilang, Pertamina membangun kilang baru dengan proyek Grass Root Refinery di Tuban. Kilang ini terintegrasi dengan sektor petrokimia dan memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 KBPD.
Di sektor petrokimia, kilang New Polypropylene di Balongan memiliki kapasitas 300 KTPA untuk produksi New Propylene.
Pertamina juga melakukan revamp pada TPPI (Trans Pacific Petrochemical Indotama) dengan peningkatan kapasitas platforming dari 50 KBPD menjadi 55 KBPD, serta kapasitas aromatic dari 600 KTPA menjadi 780 KTPA. Kilang olefin TPPI juga mengalami peningkatan kapasitas menjadi 1.000 KTA.
Dengan langkah-langkah ini, Pertamina berupaya secara aktif untuk memberikan kontribusi positif dalam mencapai ketahanan energi nasional serta mendukung perkembangan industri energi berkelanjutan di Indonesia.